Jumat 24 Feb 2023 08:12 WIB

Harga Emas Jatuh Tertekan Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga Fed

Pembuat kebijakan dengan tegas mendukung rencana untuk terus menaikkan suku bunga.

Red: Friska Yolandha
Petugas menunjukan emas batangan edisi imlek 2023 di Butik Emas Antam, Pulogadung , Jakarta, Senin (16/1/2023). Sambut perayaan Imlek 2023, PT Aneka Tambang Tbk memproduksi emas batangan tematik seri Imlek berupa gambar klinci dengan desain tiga dimensi (3D) pertama di Indonesia. Emas tematik seri Imlek 2023 tersebut diproduksi dengan 2 kategori, yakni emas batangan dengan berat 8 gram dan emas Gift Series dengan berat 0,5 dan 1 gram. Emas Imlek Antam diproduksi secara terbatas sebanyak masing-masing 2.000 keping untuk emas batangan Imlek 8 gram, Gift Series 0,5 gram dan Gift Series 1 gram.
Foto: Republika/Prayogi
Petugas menunjukan emas batangan edisi imlek 2023 di Butik Emas Antam, Pulogadung , Jakarta, Senin (16/1/2023). Sambut perayaan Imlek 2023, PT Aneka Tambang Tbk memproduksi emas batangan tematik seri Imlek berupa gambar klinci dengan desain tiga dimensi (3D) pertama di Indonesia. Emas tematik seri Imlek 2023 tersebut diproduksi dengan 2 kategori, yakni emas batangan dengan berat 8 gram dan emas Gift Series dengan berat 0,5 dan 1 gram. Emas Imlek Antam diproduksi secara terbatas sebanyak masing-masing 2.000 keping untuk emas batangan Imlek 8 gram, Gift Series 0,5 gram dan Gift Series 1 gram.

EKBIS.CO,  CHICAGO -- Emas merosot lebih lanjut pada akhir perdagangan Kamis (23/2/2023), memperpanjang kerugian untuk sesi keempat berturut-turut. Penurunan harga terjadi karena pasar memperkirakan Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk periode yang lebih lama dari perkiraan.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, tergelincir 14,70 dolar AS atau 0,80 persen menjadi ditutup pada 1.826,80 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan mencapai tertinggi sesi di 1.841,20 dolar AS dan terendah di 1.824,80 dolar AS. Bursa Comex ditutup pada Senin (20/2/2023) untuk libur memperingati Hari Presiden.

Baca Juga

Risalah pertemuan kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Fed pada 31 Januari - 1 Februari yang dirilis pada Rabu (22/2/2023) menegaskan bahwa pembuat kebijakan dengan tegas mendukung rencana untuk terus menaikkan suku bunga dan mempertahankan lebih lama dari waktu yang diperkirakan. Tetapi seruan mereka untuk kenaikan suku bunga 25 basis poin dianggap sudah ketinggalan zaman, mengingat data setelah pertemuan Fed menunjukkan bahwa inflasi tetap jauh lebih panas dari yang diharapkan.

Dolar telah menguat ke level tertinggi baru enam minggu terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Naiknya suku bunga juga mendorong peluang kerugian memegang aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas dan logam mulia lainnya.

Data ekonomi yang dirilis Kamis (23/2/2023) juga membebani emas. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim awal AS untuk tunjangan pengangguran turun 3.000 menjadi 192.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 18 Februari.

Perekonomian AS tumbuh pada laju tahunan 2,7 persen pada kuartal keempat 2022, sedikit lebih lambat dari tingkat pertumbuhan awal 2,9 persen, menurut angka pemerintah yang direvisi.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret melemah 37,10 sen atau 1,71 persen, menjadi ditutup pada 21,306 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April terpangkas 7,80 dolar AS atau 0,82 persen, menjadi menetap pada 945,50 dolar AS per ounce.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement