EKBIS.CO, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mencalonkan mantan CEO Mastercard, Ajay Banga untuk memimpin Bank Dunia pada Kamis (23/2/2023). Biden memastikan, pria kelahiran India itu yang saat ini sudah menjadi warga negara itu akan mengambil pekerjaan yang mengawasi pendanaan miliaran dolar untuk membantu negara berkembang mengatasi perubahan iklim.
“Ajay diperlengkapi secara unik untuk memimpin Bank Dunia pada saat kritis dalam sejarah ini,” kata Biden dikutip dari Reuters, Kamis (23/2/2023).
Biden mencatat pengalaman Banga selama puluhan tahun membangun perusahaan global dan kemitraan publik swasta untuk mendanai tanggapan terhadap perubahan iklim dan migrasi. Biden juga juga memuji Banga memiliki rekam jejak yang terbukti berhasil dengan para pemimpin global.
Pekerjaan Banga di India dan pasar negara berkembang lainnya dan obsesinya untuk memperluas inklusi keuangan juga dianggap menjadi kelebihan. Luis Alberto Moreno yang pernah bekerja sama dengan Banga saat menjabat Presiden Bank Pembangunan Inter-Amerika mengatakan, Banga juga dianggap memiliki pengetahuan mendalam tentang teknologi baru yang dapat membantu menjembatani kesenjangan antara negara kaya dan pasar negara berkembang.
“Dia benar-benar bisa menjadi kekuatan untuk perubahan,” ucap Moreno.
Direktur Eksekutif India di Dana Moneter Internasional, Krishnamurthy Subramanian mengharapkan India dapat mendukung pencalonan Banga. Subramanian menilai, hal tersebut bisa menjadi solusi yang bagus.
Bank Dunia pada Rabu (23/2/2023) mengatakan akan memilih pimpinan baru pada awal Mei 2023 untuk menggantikan David Malpass yang mengumumkan pengunduran dirinya pekan lalu. “Saya pikir kecepatan pencalonan, kurang dari 48 jam setelah dewan Bank Dunia meluncurkan proses tersebut,” kata mantan pejabat Departemen Keuangan AS, Scott Morris dikutip.
Nominasi Banga sebagai calon pemimpin Bank Dunia menajdi yang pertama diumumkan. Hanya saja, Bank Dunia akan menerima nominasi dari negara anggota lain hingga 29 Maret 2023.
Jerman sebagai pemegang saham utama lainnya pada pekan ini mengatakan jabatan tersebut harus diberikan kepada seorang wanita karena belum pernah dipimpin oleh seorang wanita.
Oxfam International mengatakan presiden bank berikutnya harus dipilih melalui proses global yang transparan. "Bank Dunia bukanlah bank AS, bank komersial, atau firma ekuitas swasta. Untuk pekerjaan sebesar ini, kami membutuhkan lebih dari sekadar tepuk tangan dari Presiden Biden,” ungkap Oxfam International.