EKBIS.CO, JAKARTA -- Harga saham anak usaha BUMN, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), mengalami penurunan tajam pada perdagangan perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada penutupan sesi pertama, PGEO parkir di zona merah dengan terkoreksi 6,86 persen ke level 815.
Terkait pergerakan saham PGEO ini, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pahala Nugraha Mansyury mengaku tidak bisa berkomentar. Meski demikian, menurutnya, hal tersebut tidak mencerminkan kinerja fundamental anak usaha PT Pertamina (Persero) ini.
"Mengenai harga tidak bisa berkomentar tapi dari sisi fundamental, perusahaan ini kuat dengan EBITDA margin kuat, balance sheet-nya pun sangat baik," kata Pahala di acara konferensi pers Pencatatan Perdana Saham PGEO di BEI, Jumat (24/2/2023).
Pahala optimistis ke depan pergerakan saham PGEO akan positif mengikuti kinerja fundamental perseroan. Pahala menegaskan, pergerakan saham seharusnya tidak hanya dilihat dalam jangka pendek. Kondisi fundamental perusahaan pun harus menjadi pertimbangan.
Secara keseluruhan, Pahala menilai, perhelatan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) PGEO ini bisa dibilang sukses. Hal tersebut tercermin dari kemampuan perseroan menghimpun dana hingga mencapai Rp 9,05 triliun.
"Jumlah yang ditawarkan dibandingkan dengan kebutuhan dana kita juga ternyata oversubscribe dengan angka yang cukup baik, jadi dari sisi itu saya kurang setuju (kalau IPO disebut kurang sukses)," jelas Pahala.
Mantan Direktur Utama Bank BTN ini mengatakan kinerja saham seharusnya dilihat secara jangka menengah. Menurutnya, pergerakan saham PGEO nantinya akan mengikuti peningkatan kinerja perusahaan secara jangka menengah dan panjang.