EKBIS.CO, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo melihat langsung pembangunan pabrik smelter alumunium milik Adaro Energy di Kalimantan Utara. Smelter yang dibangun di lahan seluas 600 hektar ini akan menjadi salah satu pusat industri hijau di Indonesia.
Direktur Utama PT Adaro Minerals Christian Ariano Rachmat menjelaskan pembangunan pabrik smelter alumunium ini merupakan wujud komitmen Adaro dalam mendukung program pemerintah dalam peningkatan hilirisasi di Indonesia. Ia mengatakan, dengan hilirisasi mampu meningkatkan pendapatan negara dan devisa negara.
"Kami serius dalam merealisasikan proyek ini. Kami berharap proyek ini mampu memberikan dampak positif bagi seluruh bangsa Indonesia. Salah satunya dengan menekan impor alumunium yang menjadi salah satu bahan baku penting dalam rencana transisi energi di Indonesia," ujar Ariano dalam keterangan tertulisnya, Rabu (1/3/2023).
Ariano menjelaskan melalui proyek ini mampu membuka lapangan pekerjaan lebih dari 6.000 tenaga kerja lokal pada tahap konstruksi dan 1.500 tenaga kerja lokal pada fase operasional. Ariano juga mengatakan proyek ini akan meningkatkan penerimaan pajak.
"Selanjutnya kami terus bekerja keras untuk mencapai target Commercial Operation Date (COD) yang direncanakan pada semester pertama tahun 2025,” tegas Ariano.
Pabrik smelter alumunium milik Adaro ini dibangun oleh PT Kalimantan Aluminium Industri yang merupakan anak usaha dari PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. Nantinya, pada fase pertama pabrik ini bisa memproduksi 500 ribu tpa aluminium.
Pembangunan smelter aluminium terus dilakukan dimana perkembangan saat ini meliputi pembuatan Masterplan dan Detailed Engineering Design, serta telah menyelesaikan berbagai perizinan terkait diantaranya izin lingkungan sejak Desember 2021 dengan perluasan izin lingkungan untuk kegiatan jetty.
"Tahapan pra konstruksi aluminium smelter juga telah berjalan antara lain beberapa long lead items sudah dipesan dan dibayar, serta pembangunan jetty untuk kebutuhan konstruksi sudah dilakukan," tambah Ariano.
Ia juga mengatakan Alat-alat berat dan material juga telah masuk ke lokasi untuk pelaksanaan konstruksi. Selain itu, main equipment pembangkit listrik untuk mendukung operasi aluminium di tahap pertama juga sedang dalam proses fabrikasi.
Adaro Minerals akan mengoperasikan pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan standar konstruksi modern yang ramah lingkungan.