Jumat 03 Mar 2023 15:29 WIB

Erick Thohir: Inovasi Jadi Bahan Bakar Transformasi BUMN

Erick menilai musuh besar transformasi BUMN adalah korupsi

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri BUMN, Erick Thohir menyampaikan orasi ilmiah dalam penganugerahaan gelar doktor honoris causa di Universitas Brawijaya, Kota Malang, Jumat (3/3/2023).
Foto: Tangkapan Layar
Menteri BUMN, Erick Thohir menyampaikan orasi ilmiah dalam penganugerahaan gelar doktor honoris causa di Universitas Brawijaya, Kota Malang, Jumat (3/3/2023).

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan keberhasilan transformasi BUMN tidak akan tercapai tanpa adanya terobosan atau inovasi. Erick menyebut inovasi menjadi bahan bakar dan roda penggerak transformasi BUMN.

"Beberapa inovasi yang hari ini bisa saya sampaikan adalah transformasi Kementerian BUMN, manajemen portofolio, teamwork and inclusive leadership, keterlibatan perempuan dan milenial, serta peran BUMN yang beyond korporasi," ujar Erick dalam orasi ilmiahnya saat menerima penganugerahan Doktor Honoris Causa bidang Manajemen Strategis pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur (Jatim), Jumat (3/3/2023).

Baca Juga

Untuk memulainya, Erick melakukan transformasi dengan mengubah struktur organisasi Kementerian BUMN yang lebih efisien. Kemudian, Erick merampingkan jumlah BUMN dari 108 BUMN menjadi 41 BUMN melalui strategi klasterisasi untuk pengelolaan BUMN yang lebih agile dan profesional.

"Setelah memilih Wakil Menteri, saya memilih tim terbaik pada tingkat Eselon I, karena bagi saya mereka adalah tim eksekusi strategi. Pada saat yang sama, saya membenahi organisasi Kementerian BUMN dengan menyiapkan penghapusan jabatan eselon III dan IV yang kemudian menjadi model nasional," ucap pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PSSI tersebut.

Setelah memiliki tim yang solid, Erick menyusun peta jalan Kementerian BUMN hingga tahun 2034 dan alur reformasi Kementerian BUMN. Untuk memastikan strategi transformasi berjalan, Erick juga membentuk Strategic Delivery Unit (SDU) untuk mengawasi tercapainya 88 proyek strategis BUMN. Pria kelahiran Jakarta itu menyebut model ini pernah diterapkan Perdana Menteri Inggris era 1997-2007, Tony Blair dengan membentuk Prime Minister Delivery Unit (PMDU) untuk memastikan kebijakan berjalan dengan optimal.

Dalam inovasi manajemen portofolio, Erick mengelompokkan BUMN ke dalam 12 klaster sesuai dengan rantai pasok dari bisnis inti BUMN. Erick menyebut manajemen portofolio menjadi fondasi klasterisasi BUMN untuk mengembangkan sinergi dan kolaborasi.

"Kita memetakan portofolio BUMN berdasarkan strategic value, surplus creator, welfare creator, dan dead-weight," lanjut mantan Presiden Inter Milan tersebut.

Dari pemetaan ini, Erick bisa melihat BUMN yang memiliki nilai strategis, menghasilkan laba untuk menguatkan bisnis BUMN, BUMN yang menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat banyak, dan mana yang perlu mendapatkan sokongan agar bisa bangkit dan berkembang.

Erick juga gencar melakukan holdingisasi dan merger, mulai dari Holding BUMN farmasi, Holding Ultra Mikro, Holding Perkebunan, Holding Pangan, Subholding Migas, Holding Survei, Holding Asuransi Penjaminan, Holding

Pertambangan, Holding Pertahanan, Holding Danareksa, hingga Holding Pariwisata. Erick mengatakan pembentukan holding akan memperkuat ekosistem BUMN yang saling terintegrasi. 

"Holdingisasi membantu BUMN memperbaiki struktur permodalan, melakukan konsolidasi aset, utang dan modal keseluruhan sehingga

kapasitas leverage lebih meningkat, menurunkan cost of capital karena credit rating secara umum menjadi lebih baik, menciptakan kemandirian keuangan untuk pendanaan yang cukup tanpa bergantung kepada APBN," ucap Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) tersebut.

Dari segi operasional, lanjut Erick, holdingisasi berarti terjadi penyelarasan model bisnis untuk lebih berdaya saing di tingkat regional dan global, integrasi mata rantai usaha dari hulu ke hilir yang terputus-putus sebelum ada holding.

"Holding farmasi yang pada masa pandemi berperan besar membantu Indonesia. Saya targetkan mencapai value creation 10 miliar dolar AS pada tiga atau empat tahun yang akan datang," sambung Erick. 

Tak hanya holding, Erick juga melakukan merger sejumlah BUMN atau anak usaha BUMN. Salah satu yang mendapat apresiasi positif ialah merger Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai ekosistem industri ekonomi syariah tanah air.

Erick juga memasukkan kerja tim dan kepemimpinan yang inklusi, kepemimpinan perempuan dan anak muda, hingga inovasibeyond BUMN, beyond korporasi sebagai bagian dari inovasi."Hasilnya bisa kita lihat, secara agregat, pendapatan 2021 tercatat sebesar Rp 2.292,5 triliun atau tumbuh 18,8 persen dibandingkan 2020 yang merupakan tahun pertama pandemi," ucap dia.

Meski telah mendulang keberhasilan, Erick menilai masih ada satu agenda yang sudah dan akan terus dijalankan karena bersih-bersih dari korupsi. Erick menilai musuh besar transformasi BUMN tidak berasal dari luar BUMN, melainkan dari dalam BUMN, bahkan dari pucuk pimpinannya.

"Bagi saya, korupsi adalah hal yang tidak terampunkan. Kepada seluruh jajaran Kementerian BUMN dan BUMN saya menetapkan program bersih-bersih membasmi koruptor dengan dukungan penegak hukum dan lembaga audit negara, seperti Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Kejaksaan Agung," tegas Erick.

Erick juga telah menerbitkan daftar hitam yang memuat nama-nama direksi perusahaan BUMN yang terkena kasus hukum atau korupsi. Dengan begitu, mereka tidak akan bisa lagi masuk ke dalam proses seleksi direksi atau komisaris BUMN mana pun.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement