Jumat 03 Mar 2023 17:08 WIB

Kemenhub Siapkan Konsep Subsidi untuk LRT Jabodebek

Kemenhub saat ini masih terus membahas penentuan alokasi subsidi untuk LRT.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Foto udara suasana pembangunan proyek LRT Jabodebek di Kuningan, Jakarta, Kamis (22/9/2022). Kementerian Perhubungan (Kemenhub) saat ini masih terus membahas penentuan alokasi subsidi untuk operasional lintas rel terpadu (LRT) Jabodebek.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Foto udara suasana pembangunan proyek LRT Jabodebek di Kuningan, Jakarta, Kamis (22/9/2022). Kementerian Perhubungan (Kemenhub) saat ini masih terus membahas penentuan alokasi subsidi untuk operasional lintas rel terpadu (LRT) Jabodebek.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) saat ini masih terus membahas penentuan alokasi subsidi untuk operasional lintas rel terpadu (LRT) Jabodebek. Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal mengatakan, konsep subsidi untuk LRT Jabodebek sudah disusun.

"Kita belum menentukan itu (tarif LRT Jabodebek) ya. Konsep subsidi LRT Jabodebek agak beda dengan subsidi lainnya," kata Risal, Kamis (2/3/2023).

Baca Juga

Risal menjelaskan, perbedaan konsep subsidi untuk LRT Jabodebek terletak pada sasarannya. Sebab biasanya pemerintah memberikan langsung subsidi untuk penumpang langsung melalui tiket yang dibayarkan.

"LRT Jabodebek ini subsidinya ke sarana dan prasarana. Kalau subsidi PSO yang di Jabodebek itu ke orang, kalau LRT Jabodebek ke sarana dan prasarana," ujar Risal.

Kepala Divisi LRT Jabodebek KAI Mochamad Purnomosidi menilai, jika subsidi LRT Jabodebek ditujukan untuk sarana dan prasarana maka hal tersebut berkaitan juga dengan tarif. Hanya saja, menurut Purnomosidi, pembahasan tarif juga masih beproses.

"Tarif itu subsidi sarana. Sarana ini terkait tarif. Prasarana terkait belanja modal pembangunan," kata Purnomosidi kepada Republika, Jumat (3/3/2023).

Manager Public Relation LRT Jabodebek, Kuswardojo menuturkan, pihaknya berharap akan ada public service obligation (PSO) untuk tarif LRT Jabodebek. Kuswardojo menuturkan, dengan tarif yang disubsidi oleh pemerintah dapat meringankan pengguna jasa LRT Jabodebek.

"Bahkan lebih dari itu, (PSO) meningkatkan keterisian LRT Jabodebek yang otomatis akan juga akan mampu mengurangi kepadatan di jalan raya," kata Kuswardojo.

Meskipun begitu, Kuswardojo menuturkan, kebijakan subsidi berada pada ranah pemerintah sebagai regulator. Dia mengatakan saat ini LRT Jabodebek masih menanti kepastian tarif yang ditetapkan oleh pemerintah untuk operasional yang rencananya akan dilakukan pada Juli 2023.

Sebelumnya, Purnomosidi mengatakan, soft launching LRT Jabodebek akan dilakukan pada 12 Juli 2023. Selanjutnya, grand launching LRT Jabodebek akan dilakukan sebulan setelahnya tepat pada 17 Agustus 2023.

Saat nanti beroperasi, Purnomosidi mengatakan, perjalanan dari Stasiun Harjamukti menuju Dukuh Atas hanya memakan waktu sekitar 32 menit. Lalu perjalanan dari Bekasi Timur menuju Dukuh Atas hanya sekitar 40 menit.

"Artinya kami harapkan bisa mengurai kemacetan seperti misal di Halim saat pagi hari atau di kilometer 10 Tol Cibubur menuju Jakarta," tutur Purnomosidi.

Rencananya, LRT Jabodebek akan melayani masyarakat mulai pukul 05.00 WIB hingga 23.27 WIB. Nantinya LRT Jabodebek rata-rata akan melayani sebanyak 434 perjalanan KA setiap harinya dengan target  awal pengguna jasa sebanyak 137 ribu setiap harinya.

Untuk frekuensinya, LRT Jabodebek akan hadir setiap empat menit di Stasiun Dukuh Atas-Cawang dan setiap delapan menit di Stasiun Jati Mulya-Cawang. Sementara itu di Stasiun Harjamukti-Cawang akan hadir selama delapan menit.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement