Senin 06 Mar 2023 10:33 WIB

Rupiah Merosot Seiring Penantian Laporan Tingkat Pengangguran AS

Rupiah dibuka melemah dua poin atau 0,01 persen ke posisi Rp 15.313 per dolar AS

Red: Lida Puspaningtyas
Warga memperlihatkan uang Rupiah kertas terbaru usai menukarkan di mobil kas keliling Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Kalteng di Pasar Kahayan, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Senin (22/8/2022). KPw Bank Indonesia Kalimantan Tengah membuka pelayanan penukaran tujuh pecahan uang Tahun Emisi (TE) 2022 yakni Rp1.000, Rp2.000, Rp5.000, Rp10.000, Rp20.000, Rp50.000 dan Rp100.000 dengan cara berkeliling di kota itu sebagai upaya sosialisasi uang baru kepada masyarakat.
Foto: ANTARA/Makna Zaezar
Warga memperlihatkan uang Rupiah kertas terbaru usai menukarkan di mobil kas keliling Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Kalteng di Pasar Kahayan, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Senin (22/8/2022). KPw Bank Indonesia Kalimantan Tengah membuka pelayanan penukaran tujuh pecahan uang Tahun Emisi (TE) 2022 yakni Rp1.000, Rp2.000, Rp5.000, Rp10.000, Rp20.000, Rp50.000 dan Rp100.000 dengan cara berkeliling di kota itu sebagai upaya sosialisasi uang baru kepada masyarakat.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan, Senin, merosot seiring penantian pasar akan laporan tingkat pengangguran di Amerika Serikat (AS) pada bulan Februari 2023.

Rupiah pada Senin pagi, dibuka melemah dua poin atau 0,01 persen ke posisi Rp 15.313 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.311 per dolar AS.

Baca Juga

"Tekanan terhadap rupiah di awal pekan ini masih akan besar, karena memang lebih besar faktor dari eksternal," kata ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto saat dihubungi di Jakarta, Senin (6/3/2023).

Rully mengatakan faktor eksternal masih dipengaruhi oleh data-data ekonomi AS, khususnya di bidang ketenagakerjaan dan inflasi. Inflasi AS masih sangat tinggi, dengan indeks harga konsumen (Consumer Price Index/CPI) secara year on year masih di 6,4 persen, dan tingkat pengangguran sangat rendah pada 3,4 persen.

Selain itu, pasar akan menunggu rilis data AS pekan ini, terutama tingkat pengangguran di bulan Februari 2023. Data pada Jumat (24/2) menunjukkan belanja konsumen AS meningkat tajam pada Januari, sementara inflasi memanas.

Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (Personal Consumption Expenditures/PCE), pengukur inflasi pilihan Bank Sentral AS atau The Fed, melonjak 0,6 persen bulan lalu setelah naik 0,2 persen pada Desember.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Kamis (2/3) klaim pengangguran awal AS turun 2.000 menjadi 190 ribu yang disesuaikan secara musiman dalam pekan yang berakhir 25 Februari. Departemen Tenaga Kerja AS juga melaporkan produktivitas AS turun 1,7 persen pada tahun 2022.

Sebagian besar investor masih memperkirakan The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan berikutnya akhir bulan ini, tetapi ekspektasi kenaikan 50 basis poin yang lebih besar telah meningkat.

Probabilitas bahwa suku bunga kebijakan Fed, yang saat ini ditetapkan di kisaran 4,5-4,75 persen, dapat memuncak di atas kisaran 5,5 persen, mencapai 53 persen, dibandingkan dengan 41,5 persen pada 28 Februari, menurut alat CME Fed. Rully memperkirakan pergerakan rupiah berada di kisaran Rp 15.195 per dolar AS hingga Rp 15.295 per dolar AS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement