Jumat 10 Mar 2023 06:56 WIB

Daya Beli Meningkat, Begini Prospek Saham Barang Konsumsi

Emiten ICBP, INDF, dan MYOR memiliki potensi peningkatan kinerja

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Lida Puspaningtyas
Karyawan mengamati pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (10/2/2023). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah, turun 0,25 persen atau 17,03 poin ke level 6.880 pada penutupan perdagangan Jumat (10/2/2023) sore ini.
Foto: Republika/Prayogi.
Karyawan mengamati pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (10/2/2023). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah, turun 0,25 persen atau 17,03 poin ke level 6.880 pada penutupan perdagangan Jumat (10/2/2023) sore ini.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kinerja emiten barang konsumsi pada kuartal I 2023 diprediksi masih akan positif terdorong dari momentum tahun baru, Ramadhan, dan Lebaran. Secara historis, konsumsi rumah tangga akan meningkat menjelang hari raya keagamaan terutama Lebaran yang berlangsung April nanti.

"Peningkatan daya beli masyarakat sudah mulai tercermin dari awal Maret 2023 yang pada akhirnya terefleksikan dalam kinerja emiten periode kuartal I 2023," kata Financial Expert Ajaib Sekuritas, Chisty Maryani, melalui risetnya, Kamis (9/3/2023).

Baca Juga

Tahun ini juga merupakan fase transisi dari pandemi covid-19 menuju normal. Mobilitas masyarakat meningkat sehingga roda bisnis ekonomi dapat berjalan optimal, termasuk konsumsi masyarakat. Peningkatan UMP yang diberlakukan sejak awal tahun oleh Pemerintah, serta anggaran bansos dari Pemerintah di tahun ini sebesar Rp 476 triliun juga dapat memicu kenaikan konsumsi masyarakat.

Kemudian faktor lainnya adalah kembali normalnya harga komoditas yang menjadi bahan baku emiten sektor konsumsi tersebut. Pada saat ini harga gandum tercatat koreksi 35,21 persen yoy. Sejumlah faktor di atas diperkirakan dapat memgangkat kinerja emiten konsumsi.

"Kami melihat emiten ICBP, INDF, dan MYOR memiliki potensi peningkatan kinerja," kata Chisty.

ICBP pada kinerjanya di sepanjang sembilan bulan pertama tahun lalu masih mampu mencatat margin EBIT 25 persen yoy, meningkat dibanding periode tahun sebelumnya di 16 persen pada kuartal III 2022, dan 21 persen pada kuartal III 2021.

Average Selling Price (ASP) ICBP juga meningkat dari segmen mi instan yang naik sebesar 11 persen yoy dan volume penjualan yang tumbuh lima persen yoy. Selain dari segmen mi instan, ICBP juga telah meningkatkan ASP pada segmen dairy milk, seperti harga susu kental manis yang telah naik dua persen sampai tiga persen sejak Juli tahun lalu.

"Kami memandang positif dan memprediksi akan ada peningkatan kinerja ICBP ke depan, didorong oleh melandainya harga komoditas sebagai bahan baku dan ASP yang telah naik dan tinggi sejak tahun lalu," kata Chisty.

INDF juga mencatat peningkatan EBIT 11 persen yoy pada kuartal III 2023 lalu sebesar Rp 13,4 triliun, dan terpantau telah meningkatkan Average Selling Price sebesar tiga persen sejak Juli 2022. Tekanan kinerja INDF di kuartal III 2022 lalu berasal dari bisnis agribisnis yaitu penurunan harga CPO.

Namun hal ini sementara karena estimasi di kuartal I 2023 ini harga CPO terpantau kembali naik seiring dengan permintaan yang tumbuh dan dampak dari China yang mulai membuka kembali ekonominya. Selain itu, INDF juga diuntungkan karena segmen pendapatannya berasal dari konsumsi dalam negeri yang cukup kuat mengingat pangsa pasarnya Sebagian besar berasal dari domestil.

Sementara untuk MYOR, Chisty melihat akan diuntungkan oleh dampak pembukaan kembali ekonomi China. Berdasarkan laporan kinerja per September 2022, MYOR mencatat porsi penjualan untuk ekspor mencapai 43 persen dari total penjualan MYOR. Chisty memproyeksikan peningkatan kinerja pendapatan MYOR dapat tumbuh 10 persen-13persen yoy di kuartal I 2023 seiring dengan reopening ekonomi China.

Selain itu, MYOR juga terus mengembangkan produk baru dengan mengeluarkan varian rasa yang baru dari masing-masing produknya sehingga menciptakan nilai tambah. "Kami memproyeksikan bahwa net profit margin MYOR dapat tumbuh signifikan terdorong dari profitabilitas yang lebih baik dan top line yang meningkat di kuartal I 2023," kata Chisty.

Namun di sisi lain, emiten barang konsumsi bakal terimbas oleh depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Kondisi ini dapat meningkatkan biaya pembelian bahan baku secara impor dan menekan margin profitabilitas.

Berikut rekomendasi Ajaib Sekuritas untuk ketiga saham emiten barang konsumsi tersebut:

ICBP (Buy)

Support : 9.725

Target Price : 10.300

Cutloss : 9.650

INDF (Buy on weakness )

Support : 6.150

Target Price: 6.625

Cutloss : 6.025

MYOR (Buy)

Support : 2.650

Target Price : 2.870

Cutloss : 2.500

*Pemberitaan ini tidak bertanggung jawab atas keuntungan ataupun kerugian keuangan yang timbul dari perdagangan saham. Pembaca diharapkan bijak dalam mengelola keuangannya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement