EKBIS.CO, JAKARTA -- Saham Grup Finansial Silicon Valley Bank (SVB) anjlok 40 persen dalam perdagangan premarket pada hari Jumat (10/3/2023), menumpuk ke kerugian tajam yang dicatat sehari sebelumnya. Ini terjadi setelah rencana SVB untuk meningkatkan modal memicu kekhawatiran tentang kekuatan neracanya.
Saham diperdagangkan pada 63,99 dolar AS sebelum bel dan akan dibuka pada level terendah dalam lebih dari satu dekade, jika kerugian saat ini bertahan.
Saham bank yang berfokus pada startup merosot 60 persen pada Kamis (9/3/2023), kerugian terbesar yang pernah ada, setelah mengungkapkan rencana untuk mengumpulkan lebih dari 2 miliar dolar AS dari investor untuk melawan kerugian dari penjualan portofolio obligasinya.
Rencana itu gagal menenangkan investor yang khawatir jika penambahan modal cukup membendung penurunan dana pihak ketiga (DPK). SVB mengatakan simpanannya turun lebih cepat dari yang diperkirakan karena peningkatan pengeluaran oleh kliennya, sebagian besar dari sektor teknologi dan startup perawatan kesehatan.
Rencana penggalangan dana juga datang berseberangan dengan pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell minggu ini. Dia mengatakan bank sentral kemungkinan perlu menaikkan suku bunga lebih dari yang diharapkan sebagai tanggapan atas data kuat baru-baru ini.
Kekacauan di SVB menyebar ke bank-bank AS dan Eropa lainnya. Indeks bank S&P 500 turun 6,6 persen pada Kamis, sementara aksi jual di pemberi pinjaman utama Eropa pada Jumat membebani indeks utama kawasan ini.