EKBIS.CO, JAKARTA-- Setelah pekan lalu harga kripto turun, Rabu (16/3/2023) pasar kripto mengalami momen bullish. Kripto yang masuk dalam peringkat top 15 coinmarketcap kompak mengalami kenaikan.
Berdasarkan pantauan Indodax pada Selasa (14/3/23) pukul 11.00 WIB, kripto yang dimaksud yaitu bitcoin (BTC) dengan kenaikan 8,83 persen (kini berada harga Rp 372 juta), ethereum (ETH) dengan kenaikan 4,67 persen (kini berada harga Rp 25,552 juta), Ripple (XRP) dengan kenaikan 0,37 persen (kini berada harga Rp 5.681).
Dilanjutkan dengan cardano (ADA) dengan kenaikan 0,38 persen (kini berada harga Rp 5.247), polygon (MATIC) dengan kenaikan 3,11 persen (kini berada harga Rp 18.023), DOGE dengan kenaikan 2,31 persen (kini berada harga Rp 1.106), solana (SOL) dengan kenaikan 2,98 persen (kini berada harga Rp 311.318), polkadot (DOT) dengan kenaikan 3,15 persen (kini berada harga Rp 93.449), serta Tron (TRX) dengan kenaikan 0,89 persen (kini berada harga Rp 1.024).
Menurut CEO Indodax, Oscar Darmawan kenaikan pada pasar kripto yang berlangsung dalam 24 jam ini ditengarai dipicu oleh krisis perbankan yang tengah terjadi di Amerika Serikat. Salah satunya perihal kasus Silicon Valley Bank yang baru saja terjadi beberapa hari lalu. FDIC akan menyelesaikan kasus SVB dengan cara melindungi semua deposan. Semua Deposan akan memiliki akses ke semua uang mereka mulai Senin, 13 Maret.
Oscar menyebut adanya kasus ini menyebabkan banyak investor yang mengalihkan dana ke aset kripto khususnya bitcoin sebagai suatu aset lindung nilai. Menurut Oscar naiknya harga bitcoin, memicu altcoin juga mengalami kenaikan.
"Demand terhadap kripto yang kini naik diharapkan berlangsung secara bertahap 2023," ucap Oscar melalui keterangan resmi, Kamis (16/3/2023).
Mengenai kasus Silicon Valley Bank, Silvergate, dan Signature ada beberapa pihak yang mungkin merasa khawatir apabila kasus ini akan berdampak buruk bagi pasar kripto di Indonesia. Namun Oscar menampiknya. Ia menilai kasus bank-bank tersebut tidak akan berdampak negatif, malah justru berdampak cukup positif bagi perdagangan pasar kripto dalam negeri.
"Persyaratan suatu crypto exchange Indonesia yang berdiri dan teregulasi yaitu harus menyimpan cadangan uangnya di bank-bank Indonesia. Maka itu saya rasa exchanger crypto Indonesia tidak ada yang menggunakan SVB untuk menampung uang," ucapnya.
Menurut Oscar, jika industri perbankan di Indonesia masih berjalan dengan normal, maka crypto exchange Indonesia pun juga akan begitu terkait dampak cukup positif.
Ia melanjutkan, kenaikan harga pada bitcoin dan aset kripto lainnya yang disebabkan oleh permintaan dan pembelian investor terhadap kripto besar. Terkait pemberitaan ini, Oscar pun menyarankan kenaikan harga yang terjadi bitcoin perlu disikapi secara bijaksana oleh masyarakat yang berinvestasi di pasar kripto.
Yang terpenting, sambung Oscar, masyarakat yang hendak bertransaksi kripto untuk melakukan riset terlebih dahulu sebelum terjun untuk melakukan jual beli agar mengetahui koin atau token yang tepat untuk membeli dan waktu yang tepat untuk membeli. Dengan melakukan Do Your Own Research dan belajar analisa kripto diharapkan investor bisa bertransaksi dengan bijak.