Jumat 17 Mar 2023 10:17 WIB

Rupiah Menguat Seiring Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap Terjaga

Rupiah pada Jumat pagi dibuka menguat ke posisi Rp 15.380 per dolar AS.

Red: Fuji Pratiwi
Petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (29/9/2022) (ilustrasi). Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Jumat (17/3/2023) naik seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga.
Foto: Prayogi/Republika.
Petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (29/9/2022) (ilustrasi). Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Jumat (17/3/2023) naik seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal perdagangan Jumat (17/3/2023) naik seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga.

Rupiah pada Jumat pagi dibuka menguat sembilan poin atau 0,06 persen ke posisi Rp 15.380 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.389 per dolar AS.

Baca Juga

"Gubernur BI sendiri cukup yakin dengan kondisi inflasi dalam negeri dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini bisa memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata analis ICDX Revandra Aritama dilansir Antara di Jakarta, Jumat (17/3/2023).

Bank Indonesia (BI) mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat didorong oleh peningkatan permintaan domestik dan ekspor. Konsumsi rumah tangga diperkirakan makin kuat sejalan dengan peningkatan mobilitas di seluruh wilayah, penjualan eceran, dan membaiknya keyakinan konsumen.

Terkendalinya inflasi sebagai hasil dari respons kebijakan moneter BI serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara BI dengan pemerintah pusat dan daerah dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.

Selain itu, Revandra mengatakan, pergerakan rupiah hari ini juga mendapatkan sentimen dari hasil Rapat Dewan Gubernur BI yang memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan BI di level 5,75 persen.

Dari eksternal, sentimen terhadap dolar AS masih terpengaruh oleh kolapsnya tiga bank AS, yakni Silicon Valley Bank (SVB), Silvergate Bank, dan Signature Bank, yang menyebabkan mengendurkan rencana Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed untuk meningkatkan pengetatan kebijakan moneter untuk melawan inflasi.

Ia memproyeksikan rupiah bergerak di kisaran Rp 15.300 per dolar AS sampai dengan Rp 15.450 per dolar AS.

Sementara itu, analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri menambahkan, pelaku pasar akan mengantisipasi hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) atau dewan kebijakan Federal Reserve AS pekan depan yang diperkirakan akan tetap menaikkan Fed Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi ke kisaran 4,75-5 persen.

Selanjutnya, kondisi perbankan domestik dinilai tetap kuat dengan berlanjutnya pembiayaan perbankan terhadap dunia usaha yang tetap tinggi seiring dengan likuiditas yang masih longgar dan suku bunga yang masih bersaing.

BI telah melakukan stress test ketahanan perbankan dan menyimpulkan bahwa kondisi perbankan nasional tidak terdampak langsung oleh kasus penutupan tiga bank di AS.

Pada Kamis (16/3/2023) rupiah ditutup merosot tujuh poin atau 0,05 persen ke posisi Rp 15.389 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.382 per dolar AS.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement