EKBIS.CO, KUTAI KARTANEGARA -- Kementerian Pertanian RI melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) terus menggencarkan Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik), sebagai salah satu solusi untuk mengatasi kelangkaan pupuk yang ramah lingkungan, sekaligus dapat memberikan nutrisi bagi unsur hara serta memperbaiki kesuburan tanah.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa salah satu cara untuk memperbaiki kesuburan tanah, dengan mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan terus meningkatkan penggunaan pupuk organik yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil pertanian.
“Salah satu cara memperbaiki kesuburan tanah adalah mengurangi penggunaan pupuk kimia dan meningkatkan penggunaan pupuk organik. Dengan demikian, produksi pertanian dapat ditingkatkan dan pencemaran lingkungan bisa ditekan,” katanya.
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan dari berbagai hasil riset dan pengalaman petani, yang menyuburkan tanah bukan hanya pupuk kimia saja, juga pupuk organik, pupuk hayati, mikroorganisme lokal dan pembenah tanah.
“Pupuk organik, hayati dan pembenah tanah, petani dapat dan membuatnya sendiri, asalkan mau. Tidak ada alasan untuk tidak menyuburkan tanah di saat pupuk mahal,” kata Dedi Nursyamsi.
Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah BPPSDMP Kementan, Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK-PPN) Banjarbaru melakukan pengawalan dan pendampingan Sosialisasi dan Rembug Tani pada pelaksanaan Sekolah Lapang (SL) dengan mengangkat tema Genta Organik di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur pada Rabu (15/3).
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala UPTD BPPSDMP Sempaja, Tri Ida Kartini; Kepala SMK-PPN Banjarbaru, Budi Santoso; Koordinator BPP Anggana; Sekdes Anggana; para penyuluh dan perwakilan beberapa kelompok tani.
Kepala SMK-PPN Banjarbaru, Budi Santoso berharap melalui rembug tani tersebut, para perwakilan yang hadir bisa bermusyawarah untuk menetapkan jadwal sesuai dengan kondisi setempat.
Selain itu, Budi juga mengharapkan dengan adanya SL tentang Genta Organik, para pelaku utama dan pelaku usaha pertanian dapat mengurangi etergantungan pada pupuk kimia (anorganik).
“Kami berharap dengan adanya SL nanti, bapak ibu pelaku tani bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia, syukur-syukur jika nanti bisa 100 persen organik, sehingga produk yang dihasilkan bisa diklaim produk organik dengan harga tinggi.” Kata Budi.
Senada, Kepala UPTD BPPSDMP Sempaja, Tri Ida Kartini juga mengungkap kan hal serupa. Ia juga menegaskan, mengurangi penggunaan pupuk kimia bukan berarti tidak boleh, namun lebih ke arah penggunaan pupuk berimbang antara pupuk kimia dan pupuk organik.
Dari kegiatan rembug tersebut, disepakati bahwa kegiatan SL akan digelar oleh BPP Anggana dengan peserta sebanyak 50 orang dari 10 kelompok tani dari Desa Sungai Meriam dan Desa Sidomulyo.