EKBIS.CO, JAKARTA -- Peluang investasi di pasar obligasi dinilai semakin menarik di tengah tingginya volatilitas pasar finansial menjelang puncak siklus suku bunga di berbagai negara. Saat ini kebanyakan bank sentral di dunia hanya memerlukan satu sampai dua kali kenaikan lagi untuk mencapai puncak suku bunga.
Di Indonesia, Gubernur Bank Indonesia (BI) menegaskan tingkat suku bunga saat ini sudah cukup untuk menurunkan ekspektasi inflasi umum yang diperkirakan akan mencapai target 4,0 persen pada kuartal kedua tahun ini. Kendati demikian, suku bunga BI masih berpotensi naik jika data ekonomi AS terus menguat.
Head of Investment Specialist Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Freddy Tedja mengatakan ekspektasi atas berakhirnya siklus kenaikan suku bunga membuat potensi pasar obligasi kembali menarik. "Di tengah volatilitas dan keluar masuk arus dana investor asing, pasar obligasi Indonesia menunjukkan ketahanan yang baik," kata Freddy, Selasa (21/3/2023).
Kondisi fundamental domestik yang baik dan imbal hasil riil yang atraktif mampu menjaga pasar obligasi Indonesia dari tekanan global. Dalam dua bulan pertama 2023, pasar obligasi Indonesia mencatatkan kinerja yang positif sebesar 1,5 persen, lebih unggul dibandingkan rata-rata negara berkembang, China, AS, maupun kawasan zona Euro yang kenaikan kinerjanya tidak lebih dari satu persen.
Menurut Freddy, pasar obligasi Indonesia memberikan tingkat imbal hasil yang atraktif, sehingga dapat dijadikan sarana investasi yang menarik di tengah volatilitas pasar finansial. Siklus kenaikan suku bunga yang berada di tahap akhir dapat menciptakan dorongan tambahan untuk kinerja pasar obligasi, yang secara alami memang lebih superior di tengah iklim suku bunga stabil atau menurun.
Sebagai contoh, reksa dana Manulife Obligasi Unggulan (MOU) Kelas A memiliki kinerja setahun terakhir tumbuh sebesar 7,07 persen per akhir Februari 2023. Angka tersebut masih di atas tolok ukurnya, yaitu rata-rata bunga deposito tiga bulan di bank lokal sebesar dua persen net setelah pajak, yang sebesar 4,00 persen.