Selasa 28 Mar 2023 12:22 WIB

China Gelontorkan 240 Miliar Dolar untuk Beri Pinjaman Utang ke 22 Negara

80 persen pinjaman diberikan ke negara berpenghasilan menengah, termasuk Argentina.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Seorang penjaga keamanan yang mengenakan masker berdiri di dekat bendera China di depan sebuah toko di jalan perbelanjaan pejalan kaki di Beijing, Kamis, 10 Oktober 2019. China diperkirakan telah menghabiskan 240 miliar dolar AS untuk menyelamatkan 22 negara berkembang antara 2008 hingga 2021.
Foto:

Jalur pertukaran People's Bank of China (PBOC) menyumbang 170 miliar dolar AS dari pembiayaan penyelamatan, termasuk di Suriname, Sri Lanka, dan Mesir. Pinjaman jembatan atau dukungan neraca pembayaran oleh bank-bank milik negara Cina adalah 70 miliar dolar AS. Perputaran kedua jenis pinjaman tersebut adalah 140 miliar dolar AS.

Studi tersebut kritis terhadap beberapa bank sentral yang berpotensi menggunakan jalur swap PBOC untuk secara artifisial meningkatkan angka cadangan devisanya. "Pinjaman penyelamatan China buram dan tidak terkoordinasi," kata salah satu penulis laporan dan direktur AidData Brad Parks.

Pinjaman bailout terutama terkonsentrasi di negara-negara berpenghasilan menengah yang merupakan empat perlima dari peminjamnya. Sedangkan negara-negara berpenghasilan rendah ditawarkan masa tenggang dan perpanjangan jatuh tempo.

China sedang menegosiasikan restrukturisasi utang dengan negara-negara termasuk Zambia, Ghana, dan Sri Lanka dan telah dikritik karena menunda proses tersebut. Sebagai tanggapan, Beijing telah meminta Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional untuk juga menawarkan keringanan utang.

 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement