EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Sentral Inggris atau Bank of England tengah mewaspadai gejolak lebih lanjut pada sektor perbankan. Pejabat mencoba menenangkan investor sejak Silicon Valley Bank dan Signature Bank bangkrut dan memicu kekhawatiran tentang stabilitas pemberi pinjaman lainnya.
"Bank Sentral Inggris akan terus waspada. Kami berada dalam periode sangat tinggi, terus terang, ketegangan, dan kewaspadaan," kata Gubernur Bank Sentral Inggris Andrew Bailey dikutip dari BBC, Rabu (29/3/2023).
Dia mengatakan kepada anggota parlemen mengenai masalah yang baru-baru ini dihadapi pemberi pinjaman tidak menyebabkan tekanan pada sistem perbankan Inggris. Sementara di Eropa, kekhawatiran atas kekuatan raksasa perbankan Swiss Credit Suisse menyebabkan pengambilalihan yang terburu-buru oleh saingannya UBS.
Ketegangan di kalangan investor telah memicu penurunan tajam saham perbankan di seluruh dunia. Runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) merupakan kegagalan perbankan AS terbesar sejak krisis keuangan 2008 dan membuat para deposan menarik keluar uang mereka.
Hal itu menimbulkan perdebatan sengit di AS tentang apakah SVB tunduk pada pengawasan yang tepat. Banyak juga yang mempertanyakakan apakah pejabat menanggapi keruntuhannya dengan benar.
Pejabat perbankan Inggris mengakui kepada anggota parlemen bahwa kebangkrutan SVB mengejutkan mereka. Hal itu memungkinkan peraturan perbankan mungkin perlu diperbarui.
"Itu keruntuhan tercepat dari kesehatan sampai kematian," tutur Bailey.
Bailey menuturkan, kenaikan suku bunga merupakan masalah bagi bank-bank AS. Bailey menegaskan hal itu cenderung tidak mempengaruhi pemberi pinjaman Inggris karena diatur secara berbeda.