Kamis 30 Mar 2023 17:03 WIB

Ditopang Sektor Industri, PDRB Sulteng Meningkat 17,74 Persen

Industri pengolahan Sulteng terus tumbuh dan menjadi yang terbesar di Sulampua.

Red: Fuji Pratiwi
Foto udara aktivitas pemurnian nikel di areal pabrik smelter (ilustrasi). Bank Indonesia menyebutkan pertumbuhan domestik bruto (PDRB) Provinsi Sulawesi Tengah mengalami peningkatan positif 17,74 persen pada 2022 dibandingkan 2021 yang hanya 15,55 persen. Pertumbuhan PDRB ditopang sektor industri pengolahan.
Foto: ANTARA FOTO/Jojon
Foto udara aktivitas pemurnian nikel di areal pabrik smelter (ilustrasi). Bank Indonesia menyebutkan pertumbuhan domestik bruto (PDRB) Provinsi Sulawesi Tengah mengalami peningkatan positif 17,74 persen pada 2022 dibandingkan 2021 yang hanya 15,55 persen. Pertumbuhan PDRB ditopang sektor industri pengolahan.

EKBIS.CO, PALU -- Bank Indonesia menyebutkan pertumbuhan domestik bruto (PDRB) Provinsi Sulawesi Tengah mengalami peningkatan positif 17,74 persen pada 2022 dibandingkan 2021 yang hanya 15,55 persen. Pertumbuhan PDRB ditopang sektor industri pengolahan.

"Industri pengolahan Sulteng terus tumbuh dan menjadi yang terbesar di Wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua)," kata Kepala Kantor Perwakilan BI (PKwBI) Sulteng Dwiyanto Cahyo Sumirat di Palu Kamis (30/3/2023).

Baca Juga

Menurutnya, pertumbuhan PDRB Sulteng besar di wilayah Sulampua disebabkan seiring dengan terus bertambahnya smelter pengolahan nikel di provinsi ini. Hal itu membuat pembagian sektor industri pengolahan Sulteng terhadap pembagian sektor industri pengolahan Sulampua terus meningkat dari 13 persen pada 2017 hingga 44 persen pada Kuartal IV 2022.

Atas kontribusi itu, memberikan sentimen positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah yang mana tahun lalu ekonomi Sulteng tumbuh 18,96 persen year on year (yoy). "Pertumbuhan ekonomi didorong lima sektor utama, dan yang paling berpengaruh yakni sektor industri pengolahan seiring dengan meningkatnya kapasitas produksi pengolahan nikel," ujarnya.

Ia menjelaskan, dari sisi lapangan usaha, penopang pertumbuhan ekonomi Sulteng meliputi industri pengolahan dengan pertumbuhan sebesar 41,90 persen yoy, pertambangan sebesar 26,78 persen yoy, konstruksi 8,83 persen yoy, perdagangan sebesar 11,20 persen yoy dan pertanian sebesar 0,88 persen yoy. Selain itu, lanjutnya, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan di kuartal IV tahun lalu kontribusi sektor ekspor dengan pertumbuhan 23,92 persen yoy, konsumsi rumah tangga 5,15 persen yoy, konsumsi pemerintah 14,39 persen yoy, investasi 6,61 persen yoy dan impor sebesar 12,62 persen yoy yang masih tumbuh positif.

"Pertumbuhan ini tertinggi di wilayah Sulampua di susul Maluku Utara sebesar 17,75 persen. Secara nasional, Sulteng juga merupakan salah satu daerah tertinggi pertumbuhan ekonominya," ucap Dwiyanto.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement