Rabu 12 Apr 2023 22:11 WIB

Kementan: Beras Mahal karena Biaya Distribusi

Kementan bangun stok beras dengan gudang di sentra penggilingan.

Red: Lida Puspaningtyas
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memantau stok beras dan gabah ke pabrik penggilingan Tiga Jaya di Karawang pada hari Selasa (8/11/2022). Dalam kunjungannya, Mentan memastikan stok 12 komoditas utama, khususnya beras, sudah mencukupi untuk menghadapi akhir tahun.
Foto: dok. kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memantau stok beras dan gabah ke pabrik penggilingan Tiga Jaya di Karawang pada hari Selasa (8/11/2022). Dalam kunjungannya, Mentan memastikan stok 12 komoditas utama, khususnya beras, sudah mencukupi untuk menghadapi akhir tahun.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Pertanian tengah mengupayakan agar sentra penggilingan beras mempunyai gudang yang mampu menyimpan hasil panen petani sebagai salah satu upaya untuk menjaga kekuatan cadangan stok beras masyarakat.

"Saat ini, penggilingan itu in out-nya cepat karena mereka tidak punya gudang yang bisa bertahan 1-2 minggu. Kita sedang desainada stok di penggilingan dan selama setahun in bisa tercapai stok masyarakat," kata Direktur PPHP Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Batara Siagian pada Forum Wartawan Pertanian yang dilaksanakan secara daring, Rabu.

Baca Juga

Batara menilai melalui pembentukan gudang beras di sentra penggilingan juga akan mampu menekan harga beras karena stok beras bisa didistribusikan secara bertahap sesuai kebutuhan.

Menurutnya, salah satu penyebab harga beras yang masih tinggi di tengah panen raya akibat stok beras di penggilingan padi yang berlebih di suatu titik akan dikirim ke daerah lain. Sehingga, besaran biaya distribusi dibebankan kepada harga akhir beras di tangan konsumen.

"Peredaran beras kita dari dulu polanya sama. Jadi, kalau ada panen raya, logistiknya tidak berhenti di situ. Padinya pindah ke provinsi lain, antar pulau, sehingga bisa saja tertahan seminggu 2 minggu sebelum di jualke wilayah-wilayah tertentu yang mungkin juga kembali ke daerah panen itu. Ini yang membuat termasuk mahal," ucapnya.

Selain itu, banyaknya sentra penggilingan yang sudah tidak bekerja sama dengan Bulog turut membuat pemerintah kesulitan memenuhi untuk memenuhi kebutukan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang jumlahnya mencapai 2,4 juta ton.

"Perbedaan perilaku dari teman-teman penggilingan yang dulu sebagian bekerja sama dengan Bulog sekarang relatif membangun pasar sendiri, membuka pasar sendiri tanpa bekerja sama dengan Bulog dan pasar induk dan ini yang mungkin harus kita perdalam lagi nanti, kita cermati," ungkapnya.

Oleh karena itu, Batara menilai perlunya intervensi dari pemerintah untuk memastikan peredaran beras masyarakat tidak menciptakan harga yang lebih tinggi karena adanya faktor pendistribusian.

"Margin yang harusnya bisa diperoleh gabah itu dari titik tertentu tapi karena yang memenuhi adalah pihak lain dari wilayah lain yang telah mengeluarkan (biaya) transportasi," ujarnya.

Ia menambahkan ini salah satu perbaikandengan Bapanas bagaimana meramu agar peredaran beras bisa dibatasi dengan kerja sama yang baik dengan daerah sentra-sentra.

Adapun terkait pemenuhan kebutuhan beras masyarakat, ia memastikan bahwa stok cadangan beras dalam kondisi cukup. Bahkan stok beras yang masuk ke Pasar Induk Beras Cipinang terus meningkat.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) memastikan ketersediaan bahan pokok pangan jelang Hari Besar Keagamaan Nasional dalam kondisi aman. Dia menjamin produksi dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan masyarakat hingga Lebaran mendatang.

"Kita pastikan ketersediaan aman. Kita sudah menerima laporan dari daerah dan dari hasil pemantauan di lapangan 13 komoditas kita aman. Walaupun ada empat komoditas yang didatangkan dari luar negeri seperti kedelai, gula, daging dan bawang putih. Tapi saya pastikan semuanya aman," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement