Kamis 13 Apr 2023 16:09 WIB

Rupiah Ditutup Menguat Usai Rilis Risalah Rapat FOMC AS

Rupiah pada Kamis ditutup menguat tajam 134 poin ke posisi Rp 14.746 per dolar AS.

Red: Friska Yolandha
Petugas menghitung uang pecahan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). Rupiah pada Kamis ditutup menguat tajam 134 poin atau 0,90 persen ke posisi Rp 14.746 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.880 per dolar AS.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Petugas menghitung uang pecahan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). Rupiah pada Kamis ditutup menguat tajam 134 poin atau 0,90 persen ke posisi Rp 14.746 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.880 per dolar AS.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir perdagangan Kamis (13/4/2023) meningkat usai rilis risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) atau dewan rapat kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) terkait ancaman resesi. Rupiah pada Kamis ditutup menguat tajam 134 poin atau 0,90 persen ke posisi Rp 14.746 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.880 per dolar AS.

"Rilis risalah rapat FOMC bulan lalu menyebutkan jika AS terancam mengalami resesi di akhir 2023 sebagai dampak atas krisis perbankan yang terjadi di akhir kuartal pertama lalu," kata analis ICDX Revandra Aritama kepada Antara di Jakarta, Kamis.

Baca Juga

Revandra mengatakan sentimen yang mempengaruhi pergerakan rupiah terhadap dolar AS pada Kamis ini adalah risalah rapat FOMC dan laporan inflasi AS. "Kedua hal ini menimbulkan keraguan pasar bahwa The Fed masih akan tetap hawkish dalam menetapkan kebijakan moneter dan berpeluang untuk mulai menahan atau bahkan menurunkan nilai suku bunga AS," tuturnya.

Inflasi AS dilaporkan mengalami penurunan cukup dalam dibandingkan dengan laporan sebelumnya. Laporan inflasi AS Februari 2023 secara year on year (yoy) berada di level 6 persen, sedangkan pada Maret 2023 inflasi AS dilaporkan di level 5 persen.

Menurut dia, peluang untuk Bank Sentral AS atau The Fed lanjut menaikkan nilai suku bunga di bulan Mei 2023 masih terbuka, walaupun beberapa sumber menyebutkan peluang suku bunga naik lebih besar daripada kenaikan sebelumnya sangat kecil.

Sementara dari dalam negeri, cadangan devisa Indonesia meningkat 4,9 miliar dolar AS menjadi 145,2 miliar dolar AS, dibandingkan dengan posisi pada akhir Februari 2023 sebesar 140,3 miliar dolar AS.

Posisi cadangan devisa itu memberikan dampak positif karena nilai tersebut setara dengan nilai pembiayaan sekitar 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Indonesia, jauh dari standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

Namun kenaikan cadangan devisa tersebut masih belum didorong oleh program Term Deposit Valas Devisa Hasil Ekspor yang baru berhasil menyerap 56,5 juta dolar AS.

"Tekanan yang sedang dihadapi mata uang dolar AS dan meningkatnya cadangan devisa ini memberikan rupiah berpeluang untuk melanjutkan penguatan, mengingat dengan meningkatnya cadangan devisa pemerintah memiliki amunisi yang cukup untuk melakukan intervensi jika diperlukan," ujarnya.

Rupiah pada pagi hari dibuka naik ke posisi Rp 14.828 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp 14.740 per dolar AS hingga Rp 14.836 per dolar AS. Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis meningkat ke posisi Rp 14.792 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya Rp 14.866 per dolar AS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement