EKBIS.CO, JAKARTA -- Center of Reform on Economics (Core) Indonesia menilai aktivitas mudik pada tahun ini akan memberikan dampak besar ke perekonomian daerah. Hal ini dikarenakan pada tahun ini ada beberapa hal yang mendorong efek konsumsi yang lebih besar.
Ekonom Core Indonesia Yusuf Rendy mengatakan aktivitas mudik akan berpengaruh terhadap laju inflasi.
"Kalau kita ingat tahun lalu, ketika bulan ramadhan dan lebaran angka inflasi relatif lebih tinggi. Ketika itu, penyebabnya harga komoditas yang tinggi, yang akhirnya berdampak pada harga minyak goreng di dalam negeri yang ikut meningkat," ujarnya ketika dihubungi Republika, beberapa waktu lalu.
Tak hanya itu, lanjut Rendy, saat yang bersamaa faktor seasonal dari bulan ramadhan dan lebaran berdampak pengungkit dari harga barang dan jasa. Selain itu, tahun lalu faktor kebijakan kenaikan tarif PPN juga ikut mempengaruhi harga.
"Pada tahun ini, harga barang meskipun meningkat namun kebijakan ini tidak ditambah kebijakan kontradiktif yang bisa berpotensi meningkatkan inflasi," ucapnya.
Selain faktor inflasi, dicabutnya kebijakan PPKM ditambah masifnya vaksin booster, akhirnya mendorong lebih leluasanya aktifitas mudik yang dilakukan oleh masyarakat. Ditambah tahun ini, THR kembali dibagikan kembali oleh beragam industri/pelaku usaha seiring dengan membaiknya perekonomian.
Menurutnya, sebenarnya mudik bisa diartikan dua hal. Pertama, pembangunan di pedesaan tidak berjalan secara optimal, terutama jika kita lihat 10 sampai 20 tahun kebelakang.
"Makanya ini juga yang menjadi penyebab munculnya dana desa," katanya.
Kedua, semakin maju perekonomian suatu negara maka alur urbanisasi juga semakin besar, semakin besar alur urbanisasi.
"Maka saya kira akan semakin besar juga arus mudik yang terjadi, sehingga ke depan, dengan asumsi arus urbanisasi akan semakin masif, maka tentu arus mudik juga akan semakin besar," ucapnya.