Kamis 27 Apr 2023 16:57 WIB

Ditopang Segmen Mikro, Kredit BRI Tumbuh Jadi Rp 1.180,12 Triliun

Total kredit UMKM BRI mencapai Rp 989,64 triliun.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Direktur Utama BRI Sunarso. BRI berhasil mengawali tahun 2023 dengan melanjutkan kinerja cemerlang.
Foto: BRI
Direktur Utama BRI Sunarso. BRI berhasil mengawali tahun 2023 dengan melanjutkan kinerja cemerlang.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Di tengah kondisi perekonomian global yang mengalami perlambatan karena gejolak keuangan, terutama setelah kegagalan beberapa bank di Amerika Serikat, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berhasil mengawali tahun 2023 dengan melanjutkan kinerja cemerlang. Hingga akhir kuartal I 2023, BRI mampu mencatatkan laba secara konsolidasian (BRI Group) sebesar Rp 15,56 triliun atau tumbuh 27,37 persen year on year (yoy). Sedangkan aset BRI Group tumbuh 10,46 persen yoy menjadi Rp 1.822,97 triliun. 

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan kinerja positif tersebut tidak lepas dari komitmen BRI untuk tetap tumbuh secara berkelanjutan. "Selama ini BRI fokus di segmen UMKM yang telah menjadi pondasi pertumbuhan bisnis perusahaan selama lebih dari 127 tahun," kata Sunarso, Kamis (27/4/2023).

Baca Juga

Dari sisi penyaluran kredit, seluruh segmen kredit BRI tercatat tumbuh positif, dengan kontributor utama di segmen mikro yang tumbuh 11,18 persen sehingga total kredit dan pembiayaan BRI Group menjadi sebesar Rp 1.180,12 triliun. Khusus untuk segmen UMKM porsinya telah mencapai 83,86 persen dari total kredit BRI atau setara dengan Rp 989,64 triliun.

Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit diimbangi dengan pengelolaan manajemen risiko yang prudent. Hal tersebut tercermin dari rasio NPL pada akhir kuartal I 2023 sebesar 2,86 persen atau membaik apabila dibandingkan dengan NPL pada periode yang sama tahun lalu sebesar 3,09 persen. 

Hal tersebut membuat credit cost BRI membaik dari semula 2,78 persen pada kuartal I 2022 menjadi 2,39 persen di akhir kuartal I 2023. Meskipun kualitas kredit membaik, BRI tetap menyediakan pencadangan yang memadai dengan NPL Coverage mencapai 282,49 persen. 

"Ini merupakan langkah antisipatif dan upaya mitigasi risiko menghadapi ketidakpastian perekonomian global, kenaikan inflasi dan suku bunga, dan perlambatan ekonomi dunia," ungkap Sunarso.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement