EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI membukukan pertumbuhan pendanaan selama tiga bulan pertama tahun ini. Hingga Maret 2023, BRI mampu menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 1.255,45 triliun atau tumbuh 11,45 persen year on year (yoy).
"Meningkatnya DPK utamanya ditopang oleh dana murah atau CASA yang tumbuh 13,01 persen yoy menjadi Rp 810,09 triliun," ujar Direktur Utama BRI Sunarso, Kamis (27/4/2023).
Fokus BRI mengakselerasi kemampuan dalam menghimpun dana murah tersebut membuat rasio CASA meningkat menjadi 64,53 persen. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar 63,63 persen.
Menurut Sunarso, peningkatan CASA didukung oleh strategi BRI dalam meningkatkan transaksi nasabah di segmen mikro, ritel maupun wholesale. Pada segmen mikro dan ritel, penghimpunan CASA didukung optimalisasi transaksi melalui AgenBRILink, Super Apps BRImo, dan digital payment platform (BRI API).
Sementara di segmen wholesale, penghimpunan CASA dioptimalkan melalui pengembangan platform digital payment terintegrasi yang kami namakan Qlola. Platform Qlola tersebut menyediakan akses menyeluruh terhadap layanan wholesale banking BRI seperti layanan Cash Management, Trade Finance, Supply Chain Management, Foreign Exchange, Investment Service, dan Financial Dashboard.
Di samping itu, kontributor lain yang menjadi penopang kinerja BRI yakni pendapatan berbasis komisi atau Fee Based Income (FBI) yang tumbuh 11,45 persen yoy atau mencapai senilai Rp 5,08 triliun. Pencapaian FBI tersebut sejalan dengan peningkatan jumlah Agen BRILink yang per Maret 2023 telah mencapai lebih dari 650 ribu agen dengan total nilai transaksi sebesar Rp 325,65 triliun.
"Selain itu, didukung juga oleh kenaikan jumlah transaksi finansial BRImo yang mencapai 99,07 persen yoy dengan total nilai transaksi mencapai Rp 884 triliun dan jumlah pengguna yang mencapai lebih dari 26,3 juta user pada akhir kuartal I 2023," ungkap Sunarso.
Sunarso menambahkan, perubahan preferensi nasabah yang semakin gemar dengan transaksi digital, khususnya di segmen mikro & ultra mikro diproyeksikan akan terus berlanjut pada tahun 2023.
Selain meningkatkan penetrasi layanan keuangan (financial inclusion) di Indonesia, dengan Hybrid Bank Business Model yang diterapkan BRI akan menghadirkan layanan perbankan yang lebih efektif, efisien, dan terintegrasi sesuai dengan journey literasi digital masyarakat Indonesia.
Retno Wulandhari