EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Korea Selatan melakukan kerja sama pengembangan pusat E-Mobility yang diselenggarakan di Jakarta, pada Senin (15/5/2023).
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, proyek kerja sama strategis ini merupakan komitmen kedua negara dalam rangka mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai target zero carbon.
"Proyek ini diawali dengan instalasi sistem pengisi daya kendaraan listrik bertenaga surya di Indonesia," katanya.
Ia menjelaskan, sejumlah program yang dikerjasamakan antara lain berupa konversi motor berbahan bakar minyak (BBM) menjadi motor listrik, percepatan pengembangan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dan stasiun pengisian baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU), serta service center kendaraan listrik di Indonesia.
Menurut dia, kerja sama tersebut juga sejalan dengan Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) sekaligus memperkuat hubungan diplomatik kedua negara.
Lebih lanjut Dadan menyampaikan, komitmen untuk mempercepat transisi energi serta menciptakan ekosistem EV yang lebih baik akan diimplementasikan dalam kerja sama Indonesia dengan Korsel.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Korea Automotive Technology Institute (KATECH) Na Seung-sik mengatakan, kerja sama bilateral ini diharapkan dapat meningkatkan sektor advanced mobility, yaitu sektor inti dalam industri yang berorientasi pada masa depan.
"Pada era global ini, Korea dan Indonesia dituntut untuk bekerja sama serta berkontribusi pada dunia dengan mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan daya saing industri," katanya.
Dia menjelaskan, pihak KATECH akan berupaya membangun ekosistem industri E-Mobility yang saling menguntungkan melalui program Official Development Assistant (ODA) kendaraan listrik.
Program tersebut akan dilaksanakan melalui upaya perluasan penggunaan kendaraan roda dua dan empat dengan analisis empiris terhadap prasarana, membangun infrastruktur EV, pemberdayaan sumber daya manusia, dan memberikan pendampingan dalam penyusunan strategi percepatan penerapan E-Mobility sekaligus kebijakan pengembangannya.
"Kami juga akan bekerja semaksimal mungkin untuk melakukan transisi paradigma sistem transportasi ramah lingkungan dan berkelanjutan," kata Seung-sik.