EKBIS.CO, NEW YORK--Toyota Motor Corp turun ke posisi 10 dari posisi kedua tahun lalu dalam peringkat kemampuan pembuat mobil untuk mengatasi risiko bisnis di masa depan.
Menurut International Institute for Management Development (IMD), sebuah sekolah bisnis Swiss, mengatakan Selasa (16/5/2023), menggarisbawahi peralihan Toyota yang lebih lambat ke kendaraan listrik daripada saingannya di AS dan China menjadi penyebab turunnya peringkat produsen otomotif asal Jepang tersebut.
Peringkat tahunan yang mengukur "kesiapan masa depan" untuk pembuat mobil dibuat berdasarkan faktor-faktor seperti inovasi, keragaman bisnis, dan kesehatan keuangan, menurut International Institute for Management Development.
Kejatuhan Toyota terjadi pada saat semakin banyak negara memperketat peraturan tentang kendaraan bertenaga bensin. Karena permintaan mobil listrik (EV) meningkat sebagai opsi yang layak untuk mengurangi jejak karbon, persaingan untuk mendapatkan baterai dan chip juga meningkat.
“Raksasa EV AS Tesla Inc. menduduki peringkat teratas, tidak berubah dari tahun lalu, menangkis tekanan dari saingan China dan terus meningkatkan pendapatan,” kata IMD.
Pembuat mobil Cina BYD Co naik ke posisi kedua dari kelima, menggantikan Toyota. “Kemampuannya untuk memproduksi baterai dan chip sendiri "membuatnya benar-benar swasembada," kata IMD.
Pabrikan mobil China lainnya juga mengalami peningkatan tajam dalam peringkat, XPeng Inc naik ke posisi keenam dari posisi ke-12 dan Li Auto Inc ke-7 dari posisi ke-14. Volkswagen AG Jerman tetap di posisi ketiga.
Toyota, produsen kendaraan hybrid Prius yang diproduksi secara massal pertama di dunia, dalam beberapa bulan terakhir bergerak untuk memperkuat bisnis kendaraan listriknya di bawah CEO baru Koji Sato, yang bertujuan untuk meluncurkan EV generasi berikutnya pada tahun 2026.
Tetapi juga mengatakan akan tetap pada strateginya untuk terus menawarkan berbagai macam produk, termasuk mobil hibrida dan kendaraan sel bahan bakar, menjelaskan bahwa pasar yang berbeda memerlukan jenis mobil yang berbeda untuk mengurangi emisi karbon dengan lebih baik.
“Pada dasarnya, bahkan di tahun 2023, Toyota sangat kuat secara absolut," kata Howard Yu, direktur IMD Center for Future Readiness, dalam sebuah wawancara online.
"Yang saya khawatirkan adalah transisi. (Pertanyaannya adalah) apakah Toyota dapat menskalakan kemampuan baru ini di depan persaingan," katanya, mengacu pada upaya pembuat mobil Jepang untuk mempopulerkan FCV dan mengembangkan mobil self-driving.
Di antara pembuat mobil Jepang lainnya, Honda Motor Co menempati urutan ke-14, Nissan Motor Co ke-20, dan Suzuki Motor Corp ke-21.