Ahad 28 May 2023 22:48 WIB

Kementan Gandeng BPP Terapkan CSA Dukung Genta Organik di Jawa Barat

Kementan menggandeng 37 BPP di tiga daerah irigasi yang cakup empat kabupaten

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kapusluhtan Bustanul Arifin Caya mengatakan bahwa SIMURP pada BPPSDMP Kementan fokus pada CSA yang bertujuan meningkatkan produksi, produktivitas dan IP serta menurunkan emisi GRK.
Foto: dok kementan
Kapusluhtan Bustanul Arifin Caya mengatakan bahwa SIMURP pada BPPSDMP Kementan fokus pada CSA yang bertujuan meningkatkan produksi, produktivitas dan IP serta menurunkan emisi GRK.

EKBIS.CO,  SUBANG -- Kementerian Pertanian RI berupaya mengantisipasi dampak negatif perubahan iklim global melalui Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) dan pemupukan berimbang melalui Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik) pada lokasi Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) di Provinsi Jawa Barat.

Kementan menggandeng 37 Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) pada tiga Daerah Irigasi (DI) yakni DI Jatiluhur, Cikeusik dan Cipancuh yang mencakup empat kabupaten: Cirebon, Indramayu, Subang dan Karawang.

Hal itu dikemukakan Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Bustanul Arifin Caya pada Jumat (26/5) di Desa Jatimulya, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang pada kegiatan 'Mid Term Review Mission dan Farmer Field Day (FFD)' di lokasi CSA SIMURP 2023.

Selain Genta Organik, Kementan menerapkan Teknologi CSA padi atau non padi plus kegiatan 888 Demplot CSA, delapan lokasi Scalling up per 50 hektare/lokasi, Bimbingan Teknis (Bimtek) CSA dan uji emisi Gas Rumah Kaca (GRK) empat kabupaten, penguatan BPP, Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP), Kelompok Wanita Tani (KWT) di 37 BPP serta operasional manajemen di provinsi dan kabupaten.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan kepada seluruh jajarannya, harus berpartisipasi aktif menyukseskan program utama dan strategis Kementan di antaranya Program SIMURP.

“Program-program utama Kementan lainnya yang harus didukung diantaranya Kostratani dan peningkatan pemberdayaan petani dan penyuluh," katanya.

Mentan Syahrul mengingatkan, semuanya merupakan kunci keberhasilan pembangunan pertanian, dimulai dari penyuluh, dengan meningkatkan kapasitas dan keterampilan sehingga produksi pangan bagi 267 juta jiwa penduduk Indonesia tercapai.

Hal senada ditegaskan Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi bahwa CSA merupakan kunci andalan SIMURP sehingga harus betul-betul dipahami oleh seluruh pelaksana SIMURP di pusat dan daerah.

"Target CSA meningkatkan produksi dan produktivitas, mengajarkan budidaya pertanian tahan perubahan iklim, mengurangi risiko gagal panen, menekan emisi Gas Rumah Kaca dan meningkatkan pendapatan petani di daerah irigasi Proyek SIMURP," katanya. 

Menurut Dedi Nursyamsi pengelolaan sawah jangan sampai menghasilkan emisi gas metan karena sawah merupakan sumber pangan bagi seluruh rakyat.

“Sawah jangan dibiarkan tergenang terus. Sawah yang bagus itu tergenang kering. Gunakan pestisida yang tepat dan aman dengan pemupukan berimbang," katanya. 

Sebagaimana diketahui, Program SIMURP merupakan modernisasi irigasi strategis dan program rehabilitasi mendesak. Pengelolaannya lintas empat kementerian dan lembaga yakni Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dengan target lokasi Daerah Aliran Sungai (DAS).

Lokasi SIMURP

Kegiatan 'Mid Term Review Mission' CSA SIMURP 2023 dan Farmer Field Day (FFD) di Subang, Jumat (26/5) dihadiri tim PUPR Pusat, Julianto dan Tim Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum; Tim Bank Dunia, Ijsbrand Harko de Jong; Board of Directors Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) David Osborne; General at PMC Retail, Eom Subastian; TA CPIU Komponen B, Yoo serta Koordinator Tenaga Pendamping Masyarakat (KTPM) dan TPM.

Kapusluhtan Bustanul Arifin Caya mengatakan bahwa SIMURP pada BPPSDMP Kementan fokus pada CSA yang bertujuan meningkatkan produksi, produktivitas dan IP serta menurunkan emisi GRK. 

"CSA juga merupakan pendekatan yang mentransformasi dan mengorientasi ulang sistem produksi pertanian dan rantai nilai pangan, sehingga mampu mendukung pertanian berkelanjutan dan dapat memastikan ketahanan pangan dalam kondisi perubahan iklim," katanya 

Kapusluh Bustanul AC menambahkan, kegiatan CSA SIMURP dilakukan melalui pendekatan sekolah lapang berupa Demplot, pertemuan lapang, Bimtek, FFD serta pengawalan dan pendampingan oleh penyuluh.

Lokasi kegiatan Program SIMURP tersebar pada 24 kabupaten di 10 provinsi yang merupakan daerah irigasi maupun daerah rawa di antaranya Provinsi Sumatera Utara di Kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai; Kabupaten Banyuasin dan Musi Banyuasin di Sumatera Selatan.

Pulau Jawa meliputi Kabupaten Cirebon, Indramayu, Karawang, Subang di Jawa Barat; tujuh kabupaten di Jawa Tengah yakni Banjarnegara, Purbalingga, Purworejo, Grobogan, Demak, Kebumen, Brebes; dan Kabupaten Jember di Jawa Timur.

Sementara di Kalimantan hanya Kabupaten Katingan di Kalimantan Tengah; Kabupaten Takalar, Bone, Pangkep, Pinrang; Konawe di Sulawesi Selatan; Kabupaten Konawe di Sulawesi Tenggara; Kabupaten Lombok Tengah di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Kabupaten Nagekeo di Nusa Tenggara Timur (NTT).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement