EKBIS.CO, BANTAENG -- Kegiatan irigasi perpompaan yang dilaksanakan Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) sangat membantu petani dalam mengairi sawah. Salah satunya di Kelurahan Bonto Rita, Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, jenis irigasi yang saat ini dikembangkan Kementan adalah irigasi perpompaan dan perpipaan, terutama untuk menghadapi musim kemarau ekstrem.
"Irigasi perpompaan ini juga untuk mengantisipasi kemarau ekstrim nanti. Selain itu juga meningkatkan intensitas pertanaman dan atau luas areal tanam, meningkatkan produktivitas pertanian, pendapatan, dan kesejahteraan petani," kata Mentan SYL, Senin (29/5/2023), dalam siaran persnya.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Ali Jamil menjelaskan, irigasi perpompaan yang dikelola Kelompok Tani Ternak Parang Labbua ini berupa mesin perpompaan dengan daya pompa 6.5 hp, diameter 80 x 75 mm, daya hisap maksimal 50 meter, daya dorong 200 meter.
"Selain itu, juga dibangun rumah pompa dengan panjang 2 meter, lebar 1,5 meter dan tinggi 2 meter," ujar Ali Jamil.
Dia menjelaskan, tujuan dari kegiatan irigasi perpompaan dan perpipaan adalah memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai suplesi air irigasi bagi komoditas tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan serta budi daya ternak.
"Luas layanan minimal 20 ha (tanaman pangan), dan 10 ha (hortikultura, perkebunan, dan peternakan)," kata Ali Jamil.
Dia menambahkan, kunci utama dari jenis irigasi perpompaan adalah terdapatnya sumber air. Walaupun posisi air di bawah permukaan lahan pertanian tidak masalah. Itu karena menggunakan pompa untuk pemanfaatannya.
"Dengan demikian lahan pertanian yang tidak terjangkau dengan irigasi waduk dan bendung yang umumnya secara gravitasi masih bisa mendapatkan air irigasi," ujarnya.
Kegiatan irigasi perpompaan dan perpipaan diprioritaskan pada lokasi kawasan pertanian yang sering mengalami kendala atau kekurangan air irigasi, terutama pada musim kemarau.
Output dari kegiatan ini adalah adalah terlaksananya kegiatan Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan sehingga tersedia sumber air yang dapat dimanfaatkan oleh petani, baik sebagai suplesi di daerah irigasi maupun sebagai irigasi utama di non-daerah irigasi (tail end).
"Program ini diharapkan dapat menambah luas areal tanam baru dan meningkatkan produksi atau produktivitas," ujarnya.