EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menggelar penanaman kedelai di Desa Candirejo, Kecamatan Senin, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kegiatan ini merupakan rangkaian kerja pemerintah dalam meningkatkan produksi kedelai nasional.
SYL mengatakan, penanaman yang dilakukan di lahan 1.000 hektare ini menggunakan varietas unggul, seperti anjasmoro, gepak kuning, dan dering 1 yang semuanya memiliki keunggulan tahan kering serta hasil yang memuaskan. Terlebih, dia ingin Kabupaten Gunungkidul menjadi sentra kedelai terbaik yang ada di Indonesia.
"Saya ingin mengatakan kedelai Gunungkidul ini untuk Indonesia. Apalagi, rata-rata produksinya mencapai 3,4 ton per hektare. Jadi, kedelai Gunungkidul ini harus mampu memenuhi kebutuhan pasar nasional," ujar SYL lewat keterangan tertulisnya, Rabu (7/6/2023).
Diketahui, harga kedelai lokal saat ini dalam kondisi menguntungkan karena berkisar Rp 12 ribu per kilogram. Sebagai bentuk dukungan, pemerintah terus membantu petani dengan menyiapkan benih unggul, embung, damparit, biopori, dan pompa.
SYL berharap penanaman semacam ini bisa diperluas menjadi 5.000 hektare di setiap kabupaten seluruh Indonesia. Dengan lahan seluas itu, masyarakat bisa mengolah berbagai macam komoditas yang terintegrasi dengan tanaman kedelai.
"Kita berharap dari Gunungkidul akan lahir pertanaman dengan sedikit lebih masif sekitar 1.000 sampai 5.000 hektare dan ini kesepakatan kita untuk membangun pertanian terintegrasi," katanya.
Ke depan, SYL meminta ada banyak pihak swasta ataupun offtaker yang sama-sama berjuang membangun pertanian Indonesia yang jauh lebih maju dan kuat sehingga nantinya mampu mengatasi setiap masalah baik yang diakibatkan krisis global maupun cuaca ekstrem El Nino.
"Tentu harapan dari petani nantinya ada offtaker-nya sehingga mendapat kepastian siapa pembelinya. Mudah-mudahan dengan langkah ini secara perlahan importasi kedelai yang cukup besar itu seperti arahan bapak presiden secara bertahap dapat kita penuhi dari dalam negeri," katanya.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta menyampaikan terima kasih atas perhatian jajaran Kementan terhadap pengembangan komoditas kedelai di wilayahnya. Bagi Bupati, pertanian adalah sektor penting yang selama ini menopang perekonomian masyarakat sekitar.
"Pertumbuhan ekonomi kita di angka 5,37 persen dan salah satu penguatan strukturnya adalah pertanian hingga 60 persen. Karena itu kita nomor 2 ekonomi terkuat di Yogyakarta. Saya berterima kasih karena Bapak Menteri memberi perhatian terhadap kedelai. Kami bersyukur karena dalam tata ruang kami kedelai sudah masuk klaster strategis yang setiap tahun terus meningkat," katanya.
Di lokasi yang sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengatakan bahwa pengembangan kedelai saat ini sudah menunjukkan hasil yang cukup baik, di mana produksi kedelai 2022 mencapai 300 ribu ton yang dibarengi dengan penurunan impor dari 2,6 juta ton menjadi 2,3 juta ton.
"Pada 2023 dengan berbagai tantangan iklim El Nino kita tetap berupaya untuk mengejar luas tanam dan produksi dapat mencapai target," katanya.
Meski demikian, kata Suwandi, pengembangan kedelai lokal sangat bergantung dan saling terkait dengan musim dan kesiapan benihnya. Karena itu, benih yang disiapkan adalah benih unggul.
"Secara umum waktu yang tepat bertanam kedelai Mei hingga Juli dan di beberapa lokasi sebagian bertanam pada Agustus-Desember. Tapi mengingat umur daya tumbuh benih kedelai relatif pendek dibandingkan benih padi dan jagung, penangkaran benih berlokasi harus di kawasan budidaya kedelai," ujarnya.