EKBIS.CO, KAIRO -- Laju inflasi inti tahunan Mesir naik menjadi 40,3 persen pada Mei dari 38,6 persen pada April, data dari bank sentral. Inflasi telah meningkat tajam selama setahun terakhir di Mesir setelah serangkaian devaluasi mata uang, kekurangan mata uang asing yang berkepanjangan, dan berlanjutnya penundaan impor ke negara tersebut.
Seperti dilansir dari laman Reuters, Senin (12/6/2023), laju inflasi Mesir mengalami peningkatan dari bulan ke bulan menjadi 2,9 persen pada Mei dari 1,7 persen pada April. Mesir telah mendevaluasi mata uangnya hingga setengahnya sejak Maret 2022 setelah dampak dari invasi Rusia ke Ukraina mengungkap kerentanan ekonominya.
IMF pada Desember menyetujui pinjaman Extended Fund Facility senilai tiga miliar dolar AS khusus Mesir, yang akan dicairkan selama 46 bulan. Dalam kesepakatan Desember dengan IMF, Mesir juga berjanji akan menjual aset negara senilai miliaran dolar selama empat tahun ke depan.
Itu tidak membuat penjualan besar sejak penandatanganan, meskipun bank sentral telah menaikkan suku bunga semalam sebesar 500 basis poin.
Pencairan tunduk pada delapan tinjauan, yang pertama bertanggal 15 Maret 2023, dalam laporan staf IMF yang diterbitkan pada Desember. Angka-angka bank sentral muncul setelah data dari badan statistik CAPMAS menunjukkan tingkat inflasi tahunan konsumen perkotaan Mesir pada Mei meningkat menjadi 32,7 persen dari 30,6 persen pada April, mendekati rekor sepanjang masa dan lebih tinggi dari perkiraan analis.
Bulan ke bulan, inflasi perkotaan meningkat menjadi 2,7 persen dari 1,7 persen pada April.