EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjaga stok pangan nasional untuk menghadapi El Nino di semester dua tahun ini. Pada 2023, dirinya menargetkan produksi beras bisa mencapai 54,5 juta ton, lalu stok jagung mencapai 23,05 juta ton.
Untuk kedelai sebesar 370 ribu ton. Bawang Merah 1,71 juta ton, bawang putih 45 ribu ton dan cabai sebesar 2,93 juta ton.
"Khususnya komoditas prioritas kami pastikan produksi bisa digenjot untuk bisa memenuhi cadangan pangan nasional jelang El Nino," ujar Syahrul di Komisi IV DPR RI, Selasa (13/6/2023).
Sedangkan hingga 2024, Syahrul mentargetkan produksi beras bisa mencapai 55,42 juta ton. Cabai mencapai 3 juta ton, jagung 23,34 juta ton. Untuk bawang merah 1,74 juta ton, kopi 818 ribu ton, kelapa 2,9 juta ton dan bawang putih 45 ribu ton.
Kemudian kedelai 340 ribu ton, tebu 39,45 juta ton daging ayam 4,00 juta ton, daging sapi/kerbau 405.440 ton kopi 818 ribu ton, dan kakao 649 ribu ton.
El Nino akan masuk ke Indonesia pada semester dua tahun ini. El nino diprediksi akan berimbas pada 870 ribu hektar lahan pertaninan Indonesia kekeringan.
Syahrul menjelaskan pihaknya telah menyiapkan beberapa langkah antisipatif untuk menghadapi kekeringan tersebut. Mengingat, di beberapa negara juga sudah terjadi krisis pangan yang salah satunya disebabkan oleh perubahan iklim.
Selain membahas mengenai antisipasi menghadapi El Nino, dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR, Mentan SYL juga mengajukan pagu indikatif untuk tahun anggaran 2024 sebesar Rp 14,66 triliun.
"Pagu Indikatif Kementerian Pertanian tahun 2024 ditetapkan sebesar Rp 14,66 triliun. Pagu Indikatif ini telah disampaikan kepada Kementerian Keuangan," ujar Syahrul.
Syahrul menyampaikan prioritas penganggaran 2024 Kementanakan berfokus pada empat program yaitu ketersediaan, akses dan konsumsi pangan berkualitas; nilai tambah dan daya saing industri; pendidikan dan pelatihan vokasi; serta dukungan managemen Kementerian Pertanian juga berupaya untuk meningkatkan produksi dan komoditas pertanian yang ditempuh melalui dua strategi yang dilaksanakan oleh Dirjen Tanaman Pangan, Dirjen Hortikultura, Dirjen Perkebunan, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Sedangkan strategi lainnya dilakukan dengan kegiatan pendukung berupa pengolahan air irigasi, penggunaan dan pembangunan embung melalui konservasi air, jaringan irigasi tersier, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan vokasi serta melakukan tindakan karantina.
Mentan menjelaskan total pagu indikatif tersebut dialokasikan per Eselon I yakni Sekretariat Jenderal Rp 1,48 triliun, Inspektorat Jenderal Rp 124,5 miliar, Ditjen Tanaman Pangan Rp 3 triliun, Ditjen Hortikultura Rp 1 triliun, Ditjen Perkebunan Rp 1 triliun serta Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Rp 2,54 triliun.
Lebih lanjut, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Rp 2,58 triliun, Badan Standardisasi Instrumen Pertanian Rp 958,93 miliar, Badan PPSDM Pertanian Rp 905,24 miliar dan Badan Karantina Pertanian Rp 966,87 miliar. Kementerian Pertanian juga membahas perihal target produksi komoditas utama tahun 2024, di antaranya adalah padi sebesar 55,42 juta ton, cabai 3 juta ton, jagung 23,34 juta ton, bawang merah 1,74 juta ton, kedelai 340 ribu ton, kopi 818 ribu ton, bawang putih 45,91 ribu ton dan daging ayam 4 juta ton.