EKBIS.CO, JAKARTA -- PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) membukukan laba bersih sebesar Rp 585 miliar sepanjang 2022. Adapun realisasi ini meningkat 79,4 persen dibandingkan 2021 sebesar Rp 326 miliar.
Direktur Utama ASDP Indonesia, Ferry Ira Puspadewi, mengatakan laba bersih tersebut merupakan yang tertinggi sejak ASDP berdiri.
"Capaian laba bersih 2022 lagi-lagi ASDP berhasil mencetak laba tertinggi sepanjang sejarah sejak ASDP berdiri," ujarnya dalam keterangan tulis, Sabtu (17/6/2023).
Berdasarkan laporan kinerja konsolidasian ASDP audited sejak Januari hingga Desember 2022,tercatat membukukan pendapatan sebesar Rp 4,381 triliun atau tumbuh 23,4 persen dibanding realisasi 2021 sebesar Rp 3,55 triliun.
"Pendapatan tersebut melampaui total pendapatan dalam kondisi normal sebelum Covid-19 sebesar Rp 3,32 triliun," ucapnya.
Pencapaian kinerja ASDP tahun lalu dikontribusikan oleh penyeberangan, baik produksi perintis dan komersial (gabungan) antara lain produksi penumpang sebanyak 7,6 juta orang atau naik sebesar 66 persen; kendaraan roda 2 dan 3 sebanyak 4,1 juta unit atau naik 66 persen; kendaraan roda 4 lebih sebanyak 4,4 juta unit atau naik 48 persen; dan barang sebanyak 1,3 juta ton atau turun 47 persen.
Selain itu, kinerja positif juga didukung program pengendalian biaya melalui langkah efisiensi yang ditunjukkan dengan operating ratio 66,89 persen, lebih rendah dibanding 2021 sebesar 72,05 persen.
Selanjutnya, BOPO sebesar 86,06 persen, lebih rendah dibanding 2021 sebesar 91,51 persen. Hal ini menunjukkan persero berhasil meningkatkan efisiensi dengan adanya pengendalian keuangan terhadap realisasi beban pokok dan beban usaha.
“Rasio likuiditas perseroan dalam kondisi liquid dan memiliki kemampuan untuk memenuhi seluruh kewajiban jangka pendeknya. Dari kondisi ini, posisi ASDP menjadi perusahaan solvable, yakni memiliki kemampuan untuk membayar seluruh total utangnya menggunakan total aset sebesar 15,66 persen, dan debt to equity 0,21 kali," ucapnya.
Pada 2022 ASDP juga berhasil membukukan nilai EBITDA positif sebesar Rp 1,10 triliun, tumbuh 39 persen dari 2021 sebesar Rp 791 miliar. Ira menjelaskan, persero melakukan terobosan operasional dan keuangan pascapandemi.
Pertama, adanya kenaikan jumlah penumpang akibat pelonggaran PPKM, khususnya periode layanan angkutan Lebaran dan Nataru tahun lalu. Kedua, faktor internal, antara lain dengan pembenahan operasional dan perbaikan bisnis proses yang makin efektif dan efisien, termasuk digitalisasi ticketing seluruh pelabuhan ASDP.
Ketiga, penyesuaian sejumlah tarif penyeberangan pada Oktober 2022. “Penyesuaian tarif ini dinilai sebagai komitmen pemerintah dalam mendukung keberlanjutan bisnis angkutan penyeberangan laut pasca kenaikan beberapa komponen penyusun tarif, harga energi, juga peningkatan layanan pelanggan,” ucapnya.