EKBIS.CO, JAKARTA -- Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II, Kartika Wirjoatmodjo, mengatakan pihaknya masih mendalami dugaan manipulasi laporan keuangan di PT Waskita Karya Tbk. Selain itu, disiapkan tiga strategi untuk menyehatkan kembali Waskita.
Kartika mengatakan, dugaan manipulasi keuangan Waskita muncul karena sebelumnya perusahaan plat merah itu mencatat laba yang tinggi, namun cash flow-nya justru minus dan terus mengalami penurunan laba.
"Nah ini sebenarnya yang jadi pertanyaan, kenapa ada perusahaan yang labanya besar sekali sementara cashflow-nya minus dan margin keuntungan tipis,” kata pria yang akrab disapa Tiko di Jakarta, Senin (19/6/2023).
Tiko menjabarkan, pada 2017 dan 2018, Waskita Karya sempat mencatatkan laba yang besar di angka Rp 4,2 sampai Rp4,6 triliun.
Namun, memasuki 2020, terjadi penurunan laba hingga minus Rp 9,3 triliun karena impairment (penurunan nilai aset). Namun pada 2021 dan 2022, laba kembali membaik sebesar Rp 1,8 triliun dan Rp 1,7 triliun.
Saat ini, kata Tiko, pihaknya masih belum bisa memastikan penyebab ketidakberesan itu karena masih dilakukan investigasi dan kajian detail bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Ke depan, menurut Tiko, pihaknya menyiapkan tiga langkah untuk menyehatkan keuangan Waskita Karya.
Pertama, melakukan proses restrukturisasi pinjaman perbankan dan restrukturisasi obligasi. Proses ini termasuk melakukan divestasi aset berupa jalan tol yang dibangun Waskita tapi menyedot dana besar seperti rual tol Becakayu (Bekasi - Cakung - Kampung Melayu) yang menghabiskan anggaran Rp 11 triliun.
Waskita juga akan diberi suntikan PMN tetapi melalui perusahaan lain karena Waskita perlu dibersihkan terlebih dahulu. Kedua, perbaikan tata kelola finansial dan operasional.
"Tata kelola operasional seperti kita ketahui ada beberapa kasus yang masuk di Kejaksaan dan di KPK juga di mana mereka ini memang sering terjadi invoice fiktif karena tidak menggunakan sistem, yang mengotomasikan keuangan di perusahaan," kata Tiko.
Adapun strategi ketiga, kata Tiko, melakukan refocusing business pada tiap-tiap BUMN Karya sehingga ada streamlining bisnis dan mencegah dari persaingan usaha yang ketat.
“Kita ingin BUMN Karya ini ada streamlining. Kalau misalkan sekarang tujuh, nanti jadi tiga, tapi mereka punya spesialisasi yang tajam sehingga tidak setiap kali ada projek semua tujuh perusahaan ini melakukan bidding dan kemudian menjatuhkan harga, nah ini perlu dilakukan bersama-sama,” kata Tiko.