Kamis 29 Jun 2023 07:54 WIB

Harga Emas Tergelincir Tertekan Dolar AS Lebih Kuat

Emas berjangka merosot 10 dolar AS atau 0,52 persen.

Red: Lida Puspaningtyas
Pramuniaga menunjukkan emas untuk investasi atau batangan Antam di sebuah gerai emas di Malang, Jawa Timur, Kamis (10/3/2022). Pengusaha emas setempat mengatakan fluktuasi harga emas yang cenderung meningkat dan berada di kisaran Rp1.012.000 per gram akibat dipengaruhi krisis perang Rusia - Ukraina membuat transaksi buyback atau pembelian kembali dalam dua pekan terakhir meningkat hingga 13 persen.
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Pramuniaga menunjukkan emas untuk investasi atau batangan Antam di sebuah gerai emas di Malang, Jawa Timur, Kamis (10/3/2022). Pengusaha emas setempat mengatakan fluktuasi harga emas yang cenderung meningkat dan berada di kisaran Rp1.012.000 per gram akibat dipengaruhi krisis perang Rusia - Ukraina membuat transaksi buyback atau pembelian kembali dalam dua pekan terakhir meningkat hingga 13 persen.

EKBIS.CO, CHICAGO -- Harga emas berjangka melemah pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), memperpanjang kerugian untuk hari kedua berturut-turut tertekan oleh dolar Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat, setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell memberikan isyarat untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di Divisi Comex New York Exchange tergelincir 1,60 dolar AS atau 0,08 persen menjadi ditutup pada 1.922,20 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 1.926,10 dolar AS dan terendah di 1.911,40 dolar AS.

Baca Juga

Emas berjangka merosot 10 dolar AS atau 0,52 persen menjadi 1.923,80 dolar AS pada Selasa (27/6/2023), setelah naik 4,20 dolar AS atau 0,22 persen menjadi 1.933,80 dolar AS pada Senin (26/6/2023), dan terangkat 5,90 dolar AS atau 0,31 persen menjadi 1.929,60 dolar AS pada Jumat (23/6/2023).

Dolar AS menguat pada Rabu (28/6/2023) menyusul komentar dari sejumlah pemimpin bank sentral global, termasuk Ketua Federal Reserve Jerome Powell, yang tidak mengesampingkan kemungkinan kenaikan suku bunga lain oleh Fed pada pertemuan berikutnya pada Juli.

Ekspektasi kenaikan suku bunga oleh bank-bank sentral di seluruh dunia juga menekan emas. Emas menetap di level terendah sejak 14 Maret.

Berbicara pada sesi kebijakan moneter di Sintra, Portugal, pada Rabu (28/6/2023), Ketua Fed mengatakan dia memperkirakan beberapa kenaikan suku bunga ke depan dan mungkin dengan kecepatan yang agresif.

Powell, berbicara pada konferensi Bank Sentral Eropa (ECB) bersama dengan Gubernur Bank Sentral Inggris Andrew Bailey, Presiden ECB Christine Lagarde dan Gubernur Bank Sentral Jepang Kazuo Ueda, mencatat bahwa dua kenaikan suku bunga kemungkinan terjadi tahun ini.

Isyarat lebih lanjut tentang inflasi AS juga akan dirilis minggu ini, dengan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi untuk Mei akan dirilis pada Jumat (30/6/2023). Indeks adalah pengukur inflasi pilihan Fed, dan diperkirakan akan tetap stabil setelah naik secara tak terduga pada April.

Prospek hawkish pada Fed menjadi pertanda buruk bagi emas, mengingat hal itu mendorong peluang kerugian untuk memegang logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil. Gagasan ini sangat membebani emas sejauh tahun 2023, dengan dolar AS sebagian besar berkinerja lebih baik daripada emas.

Pasar memperkirakan peluang lebih dari 75 persen bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Juli, dan kenaikan lain dengan besaran yang sama di akhir tahun.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 6,40 sen atau 0,28 persen, menjadi ditutup pada 23,084 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober merosot 9,10 dolar AS atau 0,97 persen, menjadi menetap pada 924,90 dolar AS per ounce.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement