EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR Said Abdullah menyatakan, perekonomian nasional saat ini menunjukkan kinerja yang kian ekspansif. Menurutnya, pada semester I 2023 pelaku ekonomi juga sudah semakin melek atas situasi politik nasional.
"(Pelaku ekonomi) melihat arti penting bahwa perekonomian harus terus bergerak tanpa harus dibayangi kekhawatiran, khususnya atas dinamika politik yang berimplikasi pada ketidakpastian kebijakan," ungkap Said dalam keterangan tertulis, Selasa (11/7/2023).
Said menyampaikan, jika merujuk survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) pada Juni 2023 disebutkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) per Mei 2023 mencapai 128,3. Capaian tersebut lebih tinggi dibanding April 2023 sebesar 126,1.
Pergerakan perekonomian nasional juga terpantau dari tingkat konsumsi listrik pada sektor bisnis dan industri yang meningkat. Konsumsi listrik pada sektor bisnis pada Mei 2023 meningkat sebesar 16,4 persen dan sektor industri meningkat sebesar 14,2 persen (yoy).
"Pertumbuhan ini ditopang oleh ekspansifnya sektor makanan, minuman, tembakau dan sandang," ucap dia.
Untuk Purchasing Manufacture Index (PMI), Said mengungkapkan, indeks Indonesia juga terjaga dengan baik. Indeks PMI pada Mei 2023 di posisi 50,3 dan kemudian menjadi 52,7 pada Juni 2023. Posisi ini menjelaskan bahwa PMI Indonesia dalam lintasan yang cukup baik.
Sementara untuk kepercayaan konsumen atas membaiknya perekonomian nasional mendongkrak kinerja sektor kredit. Tercatat, perbankan menyalurkan kredit pada Mei 2023 sebesar Rp. 6.561,2 triliun atau tumbuh 9,4 persen (yoy).
"Pertumbuhan ini lebih tinggi dibanding April 2023, yang sama-sama tumbuh namun di level 8,1 persen (yoy),” ujar politisi fraksi PDIP ini.
Ia menilai, harapan atas perekonomian domestik yang membaik bak gayung bersambut dengan kalangan investor luar negeri. Hal itu senada dengan kepercayaan investor global terhadap kinerja perekonomian nasional juga terjaga dengan baik. Hal itu tecermin dalam pergerakan arus modal global ke emerging market meningkat.
“Capital inflow ke pasar obligasi Indonesia hingga 21 Juni 2023 mencapai Rp 80,79 triliun secara year to date (ytd). Sedangkan di pasar saham terakumulasi sebesar Rp 16,87 triliun (ytd),” ungkapnya.