Rabu 12 Jul 2023 08:21 WIB

Dolar Melemah karena Investor Tunggu Data Inflasi AS

Imbal hasil acuan obligasi Pemerintah AS 10-tahun turun.

Red: Friska Yolandha
Dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (11/7/2023), karena imbal hasil acuan obligasi Pemerintah AS 10-tahun turun.
Foto: Prayogi/Republika.
Dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (11/7/2023), karena imbal hasil acuan obligasi Pemerintah AS 10-tahun turun.

EKBIS.CO, NEW YORK -- Dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (11/7/2023), karena imbal hasil acuan obligasi Pemerintah AS 10-tahun turun. Sementara, semua mata tertuju pada data harga konsumen AS akan dirilis Rabu (12/7/2023).

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, turun 0,24 persen menjadi 101,7344 pada akhir perdagangan. Imbal hasil obligasi Pemerintah AS telah mundur dari level tertinggi yang terlihat minggu lalu, dengan imbal hasil acuan 10-tahun turun di bawah 4,0 persen. Para pedagang menantikan laporan inflasi (IHK) Juni AS pada Rabu waktu setempat, yang diharapkan menunjukkan harga mendingin secara tahunan pada Juni.

Baca Juga

"Jika laporan tersebut menunjukkan tanda-tanda lebih lanjut dari perlambatan inflasi, ini dapat memicu spekulasi seputar siklus kenaikan Fed yang hampir berakhir," kata Lukman Otunuga, analis pasar di FXTM.

Ekspektasi untuk harga konsumen inti AS telah meningkat 5,0 persen dalam basis tahun pada Juni. Data IHK seharusnya memberikan kejelasan lebih lanjut tentang kemajuan Fed dalam perjuangannya melawan inflasi yang sangat tinggi.

"Pelaku pasar harus ingat bahwa rilis data AS masih memiliki kapasitas untuk mengejutkan: jika ukuran inflasi inti atau 'supercore' mengejutkan naik, imbal hasil dapat naik sekali lagi, dan dolar mungkin melakukan rebound yang mengejutkan," kata Karl Schamotta, Kepala Strategi Pasar di Corpay di Toronto.

Pertumbuhan harga aset-aset berisiko di pasar utama dan membaiknya sentimen investor juga membebani permintaan dolar AS pada Selasa.

Sementara itu, Gubernur Bank Sentral Inggris Andrew Bailey mengatakan pada Senin (10/7) malam, "Kami akan melakukan apa yang diperlukan selama diperlukan untuk mengatasi persistensi inflasi dan membawanya kembali ke target 2,0 persen."

Pada akhir perdagangan New York, euro tidak berubah mendekati 1,0999 dolar AS dari 1,0999 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2928 dolar AS dari 1,2856 dolar AS pada sesi sebelumnya.

Dolar AS dibeli 140,4630 yen Jepang, lebih rendah dari 141,3010 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,8799 franc Swiss dari 0,8854 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3239 dolar Kanada dari 1,3279 dolar Kanada. Dolar AS turun menjadi 10,6696 krona Swedia dari 10,7647 krona Swedia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement