EKBIS.CO, JAKARTA -- Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pelepasan dua ruas tol kepada Indonesia Investment Authority (INA) akan berdampak positif bagi PT Hutama Karya (Persero). Pria yang akrab disapa Tiko itu menyampaikan akuisisi ruas tol Medan-Binjai dan Bakauheni-Terbanggi Besar oleh INA akan memberikan ruang bagi Hutama Karya dalam melakukan recycling aset dan menyelesaikan proyek tol selanjutnya.
"Tentunya kinerja Hutama Karya diharapkan bisa terus membaik. Kita di Kementerian BUMN berkomitmen melakukan perbaikan kondisi keuangan di seluruh BUMN Karya," ujar Tiko saat menyaksikan penandatanganan kerja sama investasi pengelolaan ruas tol Medan-Binjai dan ruas tol Bakauheni-Terbanggi Besar di Menara Danareksa, Jakarta, Kamis (13/7/2023).
Tiko menyampaikan, Kementerian BUMN terus melakukan perbaikan dari sisi transformasi kinerja, operasional, dan memperkuat seluruh investasi. Hal ini penting dalam menyelesaikan tekanan dan beban BUMN karya dalam membangun infrastruktur pada lima tahun terakhir.
"Tentunya dalam konteks Hutama Karya, harapan kami dengan penjualan dua tol ini dan dengan PNM yang telah kita masukkan di 2024, Hutama Karya mulai berkinerja semakin baik dan menghasilkan laba yang stabil ke depannya," kata Tiko.
Tiko menyebut, akuisisi tersebut juga membuktikan tol merupakan proyek yang layak secara komersial dan iklim investasi yang kian kondusif di Indonesia. Tiko menyampaikan, transaksi tol terus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir yang mana kepemilikan tol di Indonesia saat ini sangat beragam.
"Banyak investor dalam negeri swasta maupun investor asing yang merupakan strategic fund atau operator masuk membeli ruas tol di Indonesia. Ini membuktikan bisnis tol benar-benar bisa menjadi konsep bisnis yang layak dan bisa memberikan business return yang memadai buat investor," ujar Tiko.
Tiko berharap INA dapat terus meningkatkan kerja sama dengan BUMN. Sebagai SWF yang baru berdiri dua tahun lalu, Tiko menyebut banyak tantangan dan keraguan dari dunia investor internasional kepada INA.
Namun, Tiko optimistis INA dapat menjadi SWF yang kredibel dan membawa nama Indonesia menjadi salah satu pemain investasi di kancah global. Tiko mengatakan, INA juga punya peranan penting dalam memberikan informasi dan pemahaman ke dunia internasional terkait investasi di Indonesia.
"Indonesia adalah salah satu negara mungkin terbaik dari kinerja makro ekonomi. Kita tahu pertumbuhan ekonomi bisa stabil di kisaran lima persen dan inflasi kita sekarang termasuk yang terendah di dunia sekitar 3,5 persen. Artinya, secara pertumbuhan ekonomi dengan inflasi rendah return-nya sangat menjanjikan," kata Tiko.
Oleh karena itu, Tiko berharap investasi di pasar modal maupun direct invesment menjadi satu katalis yang dapat menarik investasi sehingga bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi berbasis pada investasi, baik pada aset maupun ekuitas di Indonesia.