EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis kinerja ekspor nasional periode Juni 2023. Dalam laporannya, BPS menyebut banyak sektor mengalami penurunan. Namun, di sisi lain, terdapat kenaikan pada ekspor minyak kelapa sawit sebesar 55,51 persen apabila dihitung secara bulanan (month to month/mtm).
Sekretaris Utama BPS Atqo Mardiyanto mengatakan, kelapa sawit mengalami kenaikan volume meski secara harga terjadi penurunan hampir di semua pasar dunia. Ditilik dari sektornya, kelapa sawit masuk pada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan.
"Menurut sektor nilai ekspor nonmigas Indonesia pada Juni 2023 mencapai 19,34 miliar dolar AS, di mana sektor pertanian berkontribusi 0,36 miliar dolar AS," ujar Atqo dalam berita resmi statistik BPS, Senin, 17 Juli 2023.
Atqo menambahkan bahwa tujuan ekspor masih didominasi tiga negara besar, yakni Tiongkok, Amerika Serikat, dan India. Sebagai contoh, ekspor nonmigas ke Tiongkok mencapai 4,58 miliar dolar AS.
"Beberapa komoditas unggulan di Indonesia di antaranya minyak kelapa sawit batu bara, besi, dan baja," katanya.
Secara akumulatif, ekspor pertanian pada Januari 2023-Juni 2023 telah membukukan 2,13 miliar dolar AS. Sektor pertanian berkontribusi sebesar 1,66 persen terhadap total ekspor Indonesia pada periode tersebut.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan) Kuntoro Boga Andri mengatakan bahwa selama ini pemerintah terus mendorong perluasan program PSR untuk meningkatkan daya gedor produksi sawit. Sebab, menurut Kuntoro, kontribusi kelapa sawit selama ini ditopang dari luas areal tutupan kelapa sawit nasional yang telah mencapai 16,83 juta hektare.
"Semua yang berkaitan dengan produktivitas akan kami dorong terus secara maksimal. Di antaranya memperluas cakupan program PSR," katanya.
Menurut Kuntoro, Kementan akan terus berupaya meningkatkan peran pertanian dalam membangun perekonomian Indonesia. Apalagi, berdasarkan data BPS, Pertanian tercatat tumbuh positif sebesar 1,77 persen pada 2021 dan 1,87 persen pada 2022.
"Pertanian juga mampu menyerap sebanyak 40,69 juta orang atau 29,36 persen tenaga kerja pada Februari 2023," ujarnya.