Rabu 19 Jul 2023 21:08 WIB

Industri Hulu Migas Targetkan Gross Revenue Rp 560 Triliun pada 2023

Kuartal I 2023, nilai pengadaan industri hulu migas mencapai 1,9 miliar dolar AS.

Red: Lida Puspaningtyas
Foto udara lokasi pompa angguk dan Stasiun Pengumpul Juwata di Juata Kelikir, Tarakan, Kalimantan Utara, Kamis (20/10/2022). PT Pertamina Hulu Indonesia Regional 3 Zona 10 Tarakan Field saat ini mampu memproduksi minyak 1.920 barrel per hari (BPOD) dan mampu memproduksi gas mencapai 2,2 juta kaki kubik per hari (MMscfd) diharapkan mampu memenuhi target SKK Migas untuk produksi minyak 1 juta barrel per hari pada tahun 2030.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Foto udara lokasi pompa angguk dan Stasiun Pengumpul Juwata di Juata Kelikir, Tarakan, Kalimantan Utara, Kamis (20/10/2022). PT Pertamina Hulu Indonesia Regional 3 Zona 10 Tarakan Field saat ini mampu memproduksi minyak 1.920 barrel per hari (BPOD) dan mampu memproduksi gas mencapai 2,2 juta kaki kubik per hari (MMscfd) diharapkan mampu memenuhi target SKK Migas untuk produksi minyak 1 juta barrel per hari pada tahun 2030.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan pendapatan kotor (gross revenue) industri hulu migas pada 2023, sebesar Rp 560 triliun dengan total bagian negara sebesar Rp 238 triliun.

"Di sini kita bisa lihat bahwa industri ini memiliki multiplier effect yang cukup besar. Berdasarkan studi ReforMiner, setiap 1 dolar AS yang dibelanjakan akan berdampak 1,5 kali terhadap industri hulu dan berdampak 3,9 kali terhadap industri hilir," kata Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Rudi Satwiko, melalui keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (19/7/2023).

Hal tersebut disampaikannya saat membuka Forum Kapasitas Nasional (Kapnas) III Tahun 2023 Wilayah Sumatra Bagian Utara (Sumbagut) di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri).

Adapun hingga kuartal I 2023, nilai pengadaan industri hulu migas mencapai 1,9 miliar dolar AS atau setara Rp 28,5 triliun, dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) 59,8 persen, senilai sekitar Rp 15 triliun.

Lebih lanjut, Rudi mengatakan saat ini industri hulu migas menjadi penyedia lapangan kerja bagi 150 ribu tenaga kerja, di mana sekitar 20 ribu pekerja merupakan karyawan SKK Migas dan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS). Sekitar 130 ribu pekerja lainnya tersebar di berbagai sektor industri penunjang hulu migas nasional.

Ia pun menekankan bahwa peningkatan kapasitas nasional, yang dimulai dari peningkatan kapasitas daerah dan lokal telah menjadi bagian dari upaya transformasi industri hulu migas nasional.

"Pada kesempatan ini, kami kembali mengajak keterlibatan semua pihak, termasuk pemerintah daerah untuk bekerja sama meningkatkan kemampuan sumber daya manusia agar dapat diserap oleh industri hulu migas, baik nasional maupun internasional," ujarnya.

Merespons ajakan tersebut, Gubernur Riau Syamsuar yang hadir di forum itu menyatakan dukungan.

"Kami mengapresiasi kegiatan Forum Kapasitas Nasional yang salah satunya diniatkan untuk membangun SDM daerah. Upaya seperti ini memang sangat dibutuhkan supaya warga lokal tidak menjadi penonton di rumahnya sendiri ketika eksplorasi dan eksploitasi di Riau semakin masif," ucap Syamsuar.

Menurut dia, sejak beberapa tahun terakhir, Pemerintah Provinsi Riau fokus mengembangkan pendidikan vokasi sekolah menengah dan perguruan tinggi, dengan menggandeng berbagai institusi, termasuk perusahaan KKKS.

Sementara itu, Gubernur Kepri Ansar Ahmad yang juga menghadiri forum tersebut menyampaikan kesiapan Pemerintah Provinsi Kepri untuk berkolaborasi dalam meningkatkan kemampuan SDM untuk mendukung aktivitas hulu migas.

"Kami, sesuai dengan kapasitas dan fungsi di daerah, mendukung upaya pemerintah, dalam hal ini SKK Migas untuk mempercepat pencapaian target produksi," katanya.

Dalam forum itu, sejumlah akademisi di Provinsi Riau ikut ambil bagian seperti Universitas Islam Riau yang mempunyai booth sendiri. Universitas tersebut memamerkan pengalaman dan kerja sama penelitian dengan perusahaan-perusahaan KKKS, di antaranya PT Pertamina Hulu Rokan, PT SPR Langgak, PT Riau Petroleum serta lainnya.

Penelitian yang pernah dilakukan ialah studi geology, geophysic, and reservoir (GGR) di Wilayah Kerja (WK) Siak, Lapangan Langgak, WK Kampar, dan WK Rokan, juga studi screening enhanced oil recovery/EOR (2017-2018), studi lanjutan screening EOR (2020- 2022).

Sementara, Vice President SKK Migas Erwin Suryadi yang juga merupakan Ketua Umum Forum Kapnas III 2023 mengatakan melalui forum kapnas, SKK Migas dan KKKS berkomitmen untuk terus memperkuat peran para pelaku usaha dan SDM daerah dalam aktivitas hulu migas di Tanah Air.

"Peran teman-teman di daerah perlu diperkuat untuk mendukung visi produksi 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari di tahun 2030. Di sisi lain, kami juga terus mempromosikan kemampuan pabrikan dalam negeri dan UMKM di berbagai kegiatandalam dan luar negeri," ujar Erwin.

Forum Kapasitas Nasional III Tahun 2023 Wilayah Sumbagut di Kota Batam diikuti oleh 13 perusahaan KKKS, 33 pabrikan dan perusahaan penyedia barang dan jasa serta 13 UMKM unggulan binaan SKK Migas dan KKKS.

Khusus UMKM, mereka memamerkan berbagai jenis produk unggulan seperti makanan olahan, hasil kerajinan tangan, fesyen, dan obat-obatan herbal.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement