EKBIS.CO, JAKARTA -- Sejak menjabat sebagai Menteri BUMN, Erick Thohir terus mengusung transformasi dan perubahan di seluruh perusahaan milik negara. Salah satu yang menjadi perhatian serius Erick adalah transformasi dan inovasi di PT Telkom.
Beberapa ide besar transformasi dan inovasi yang diusung Erick di Telkom adalah dengan mengubah fokus bisnis Telkom yang hanya menyasar ke sektor business to business (B2B). Implementasi dari dari transformasi dan inovasi Erick ini management Telkom melakukan beberapa langkah strategis seperti melepas aset menara yang dimiliki Telkomsel ke Mitratel.
Analis saham MNC Sekuritas, Andrew Sebastian Susilo, menilai ide inovasi dan transformasi yang disampaikan Erick di Telkom memberikan dampak positif bagi Telkom. Apalagi menurut Andrew, ide Erick untuk mengintegrasikan Indihome ke Telkomsel, berpotensi meningkatkan pendapatan Telkomsel dari layanan data yang selama ini cenderung flat.
Dengan integrasi ini, Andrew menilai akan membuka peluang bisnis baru Telkomsel di FMC. “Jumlah ARPU dan pelanggan Indihome terus mengalami kenaikan bahkan masih double digit. Ini berbanding terbalik dengan pendapatan Telkomsel yang hanya single digit," kata Andrew.
Ia berkata, langkah Erick yang mengintegrasikan Indihome ke Telkomsel merupakan langkah yang tepat. ARPU Telkomsel diperkirakan akan mengalami kenaikan signifikan.
"Apalagi potensi pertumbuhan layanan fixed broadband di Indonesia masih sangat terbuka lebar. Penetrasi fixed broadband di Indonesia masih dibawah rata-rata negara di ASEAN. FMC berpotensi untuk meningkatkan pendapatan Telkomsel,” ucap Andrew.
Dengan integrasi Indihome ke Telkomsel akan berpotensi pelanggan Telkomsel akan meningkat. Pelanggan yang selama ini berlangganan Indihome namun belum berlangganan Telkomsel, dapat ditawarkan produk Telkomsel atau sebaliknya. Selain itu dengan menjalankan bisnis FMC, akan membuat Telkomsel menjadi efisien.
Budget marketing dan CAPEX dalam penggelaran jaringan di Telkomsel akan semakin efisien. Perkiraan dengan adanya integrasi Indihome ke Telkomsel Telkom dapat melakukan efisiensi biaya opex-nya antara Rp 1,6 triliun hingga Rp 1,9 triliun, kemudian efisiensi dari biaya belanja modal (capex) sebesar Rp 400-an miliar.
Beban ini tiap tahun terus meningkat hingga menjadi Rp 4,6 tiliun pada 2026, karena semua beban dilimpahkan ke Telkomsel.
“Bisnis FTTH dan FMC di Indonesia masih memiliki prospek yang sangat bagus. Tower Telkomsel yang dialihkan ke Mitratel juga memberikan potensi bisnis yang baru bagi Telkom," kata Andrew.
Ia berkata, bisnis tower yang dijalankan Telkom melalui Mitratel masih sangat menjanjikan. Apalagi Telkom yang memberikan solusi fiberirasi ke BTS masih sangat menjanjikan. "Ini peluang bagi Telkom yang memiliki banyak protofolio bisnis,” kata Andrew.
Ide Erick untuk menjadikan Telkomsel sebagai solusi agregator untuk konten di Indonesia, dinilai Andrew, merupakan suatu terobosan yang sangat baik. Apalagi saat ini Indonesia memasuki era digital, sehingga Telkomsel yang diminta Erick untuk menjadi agregator untuk konten dinilai Andrew sebagai langkah untuk dapat memonetisasi ekonomi digital di Indonesia.
Transformasi dan Inovasi yang dilakukan Erick ini berpeluang jadikan Telkom dan Telkomsel raksasa tech company Indonesia.
“Banyak potensi ekonomi digital yang bisa digarap oleh Telkom group seperti AI dan Cloud. Bisnis ini sangat dibutuhkan masyarakat ketika era digital seperti saat ini. Apalagi Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia juga membutuhkan teknologi AI dan Cloud,” ucap Andrew.
Meski transformasi dan inovasi yang diusung Erick di Telkom sudah menunjukan hasil, tetapi Andrew belum berani mematok target kenaikan harga saham Telkom di masa mendatang. Menurutnya harga saham Telkom masih berada di rentang kenaikan 10 persen.
Ini disebabkan integrasi Indihome di Telkomsel baru saja berjalan. Butuh waktu yang lebih untuk dapat memastikan kenaikan harga saham Telkom pascaintegrasi Indihome ke Telkomsel.
Selain transformasi dan inovasi, management juga melakukan integrasi layanan Indihome ke Telkomsel. Management Telkom juga melakukan pembangunan data center dan komputasi awan alias cloud.
"Alhamdulillah, Telkom sendiri mengikuti game plan saya, yaitu kembali untuk fokus kepada infrastructure base. Ya seperti data center, kemarin tower bisnisnya sudah go public bahkan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Lalu nanti masuk ke hal-hal lainnya lah, seperti Cloud," kata Erick di Jakarta.
Sebagai perusahaan penyedia telekomunikasi terbesar di Indonesia, Erick juga meminta agar management Telkom untuk melakukan inovasi bisnis baru. Sehingga nantinya portofolio bisnis yang dimiliki perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia menjadi beragam. Tak hanya sekadar bisnis konektivitas yang selama ini digeluti Telkom.