Selasa 25 Jul 2023 23:09 WIB

Isu Boikot Barang Swedia-Denmark, Ekonom: Boikot Israel Juga

Israel terbukti konsisten dengan kebijakan penjajahan dan strategi kekerasan.

Rep: Novita Intan/ Red: Lida Puspaningtyas
Umat muslim mengikuti aksi bela Al-Quran di Depan Kedubes Swedia, Kuningan, Jakarta, Senin (30/1/2023).
Foto: Republika/Prayogi.
Umat muslim mengikuti aksi bela Al-Quran di Depan Kedubes Swedia, Kuningan, Jakarta, Senin (30/1/2023).

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Indonesia Development and Islamic Studies (Ideas) menilai wacana boikot barang produk asal Swedia-Denmark dapat diarahkan ke negara dengan kejahatan kemanusian global, seperti Israel. Hal ini merespon isu adanya boikot barang dagang Denmark dan Swedia.

Direktur Ideas Yusuf Wibisono mengatakan logika boikot adalah melakukan tekanan, bukan diplomasi, persuasi atau dialog. Logika boikot karena itu selayaknya hanya ditujukan ke Israel yang selama ini terbukti konsisten dengan kebijakan penjajahan dan strategi kekerasan atas Palestina.

Baca Juga

“Wacana boikot saat ini sebaiknya difokuskan ke negara dengan kejahatan kemanusiaan global yang sangat terang bagi semua negara saja, yaitu Israel,” ujarnya ketika dihubungi Republika, Selasa (25/7/2023).

Menurutnya isu tersebut sebaiknya dibentuk strategi diplomasi lebih layak dikedepankan untuk mencapai kesepahaman atas hal-hal yang sebenarnya masih sangat bisa didiskusikan. Logika persuasi selalu menunjukkan keberhasilannya dalam mendorong persatuan. 

“Logika dialog antar negara bahkan antar agama yang populer terbukti sukses dalam mengurai konflik,” ucapnya.

Maka itu, Yusuf menegaskan boikot negara-negara muslim seperti Indonesia sebaiknya difokuskan untuk mendukung gerakan ‘Boycott, Divestment and Sanctions’ atau ‘Palestinian Civil Society Call for Boycott, Divestment and Sanctions’ yang diluncurkan 2005, yang berjuang untuk melawan kolonisasi, penjajahan dan apartheid yang dilakukan Israel di Palestina. 

“Gerakan ini serupa dengan Palestinian Campaign for the Academic and Cultural Boycott of Israel (PACBI) yang diluncurkan setahun sebelumnya,” ucapnya. 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total perdagangan Indonesia dan Swedia sebesar 426,3 juta dolar AS per Mei 2023. Adapun realisasi ini meningkat 24,69 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar 341,9 juta dolar AS.

Rekam jejak neraca perdagangan Indonesia dan Swedia dalam lima tahun terakhir mengalami tren kenaikan. Jika dirinci pada 2018 total perdagangan Indonesia dan Swedia sebesar 866,3 juta dolar AS, menurun tipis pada 2019 sebesar 718,2 juta dolar, menurun tips kembali pada 2020 sebesar 607,4 juta dolar AS, tumbuh membaik pada 2021 sebesar 801,4 dolar AS, dan melonjak pada 2022 sebesar 873,7 juta dolar AS. 

Sementara total perdagangan Indonesia dan Denmark sebesar 159,2 juta dolar AS per Mei 2023. Adapun realisasi ini menurun 31,15 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar 231,2 juta dolar AS.

Rekam jejak neraca perdagangan Indonesia dan Denmark dalam lima tahun terakhir mengalami fluktuatif. Jika dirinci pada 2018 total perdagangan Indonesia dan Denmark sebesar 403,7 juta dolar AS, menurun tipis pada 2019 sebesar 400,1 juta dolar, menurun tips kembali pada 2020 sebesar 325,5 juta dolar AS, tumbuh membaik pada 2021 sebesar 407,2 dolar AS, dan melonjak pada 2022 sebesar 946,3 juta dolar AS. 

“Tren neraca perdagangan Indonesia dan Denmark periode 2018 sampai dengan 2022 sebesar 18,78 persen,” tulis BPS diolah Pusat Data dan Sistem Informasi Kementerian Perdagangan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement