EKBIS.CO, JAKARTA — PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatat indikator pemulihan kinerja yang semakin membaik. Dengan adanya kondisi tersebut, Garuda Indonesia memproyeksikan hingga akhir 2023 dapat mencatatkan pertumbuhan penumpang hingga lebih dari 60 persen.
“Angka tersebut diprediksi akan terus tumbuh signifikan terutama pada periode peak season seperti Natal dan Tahun Baru mendatang seiring dengan ekspansi rute yang gencar dilakukan,” kata Direkur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (1/8/2023) malam.
Dia memastikan, penambahan frekuensi penerbangan juga terus dilakukan secara bertahap. Terutama pada rute-rute dengan performa positif baik domestik maupun internasional serta ekspansi jaringan penerbangan umrah dari beberapa kota besar di Indonesia.
Hingga akhir kuartal III 2023, Garuda Indonesia memproyeksikan akan melaksanakan proses delivery armada narrow body sebanyak tiga unit yang akan dilakukan secara bertahap. Irfan menuturkan dari total keseluruhan terdapat lima armada narrow body yang akan diterima di tahun ini.
Irfan mengatakan, kinerja fundamental juga terus menunjukkan pemulihan positif yang menjanjikan. “Kami optimistis kinerja usaha akan terus menunjukan tren perbaikan yang semakin baik,” ucap Irfan.
Dia menjelaskan, kinerja keuangan tidak terlepas dari berbagai fase restrukturisasi yang berhasil dirampungkan perseroan pada akhir 2022. Garuda Indonesia mencatatkan raihan laba 3,81 miliar dolar AS yang turut dikontribusikan oleh pendapatan dari restrukturisasi utang yang dijalankan.
Dalam mewujudkan business model Garuda Indonesia sebagai entitas bisnis yang lebih sehat, Irfan menegaskan perusahaan melakukan evaluasi terhadap seluruh lini. “Ini dilakukan baik dari sisi bisnis usaha, layanan, dan operasional secara berkelanjutan akan terus diimplementasikan untuk menghadirkan layanan penerbangan yang reliable dan juga profitable," jelas Irfan.
Selama semester I 2023, Garuda Indonesia secara grup berhasil membukukan pendapatan usaha yang tumbuh sebesar 58,85 persen menjadi 1,39 miliar dolar AS.