EKBIS.CO, MUMBAI -- Harga gandum India melonjak ke level tertinggi dalam enam bulan pada Selasa (8/8/2023). Peningkatan terjadi karena pasokan yang terbatas dan permintaan yang kuat menjelang musim festival.
Kenaikan harga dapat mendorong New Delhi untuk menghilangkan bea masuk pada sereal untuk meningkatkan pasokan. India dapat mengendalikan harga menjelang jajak pendapat utama negara bagian dan pemilihan umum tahun depan. Naiknya harga gandum dapat berkontribusi pada inflasi pangan serta berpotensi mempersulit upaya pemerintah dan bank sentral untuk menahan inflasi.
"Di semua negara bagian penghasil utama, pasokan petani hampir terhenti. Pabrik tepung berjuang untuk mendapatkan pasokan yang cukup di pasar," kata seorang pedagang yang berbasis di New Delhi.
Harga gandum di Indore di negara bagian tengah Madhya Pradesh naik 1,5 persen pada Selasa menjadi 25.446 rupee atau 307,33 dolar AS per metrik ton. Ini adalah kenaikan tertinggi sejak 10 Februari. Sementara harga telah melonjak hampir 18 persen selama empat bulan terakhir.
Pemerintah harus melepaskan stok dari gudangnya ke pasar terbuka untuk menghindari potensi kekurangan selama musim perayaan. Per 1 Agustus, stok gandum di gudang pemerintah mencapai 28,3 juta metrik ton, atau meningkat dari 26,6 juta metrik ton.
"Impor diperlukan untuk menurunkan harga. Pemerintah tidak bisa menambah pasokan tanpa impor," kata dealer gandum.
Pejabat senior di Kementerian Pangan Federal, Sanjeev Chopra pekan lalu mengatakan, India sedang mempertimbangkan untuk memotong atau bahkan menghapus pajak impor 40 persen untuk gandum. India juga mempertimbangkan untuk menurunkan batas jumlah stok gandum yang dapat dimiliki pabrik dan pedagang.
Output gandum naik ke rekor 112,74 juta metrik ton pada 2023, naik dari 107,7 juta metrik ton setahun sebelumnya. India mengonsumsi sekitar 108 juta metrik ton gandum setiap tahunnya. Tetapi, badan perdagangan terkemuka mengatakan, panen gandum India pada 2023 setidaknya 10 persen lebih rendah dari perkiraan Kementerian Pertanian.