EKBIS.CO, JAKARTA -- Kondisi PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) perlahan menunjukkan pemulihan pasca mencapai kesepakatan restrukturisasi utang. Tercatat sampai dengan semester I 2023 WSBP berhasil mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 642 miliar.
President Director WSBP FX Poerbayu Ratsunu mengatakan, capaian pendapatan tersebut didukung oleh tiga lini bisnis perusahaan, yaitu beton pra-cetak sebesar 31 persen, segmen readymix sebesar 48 persen, dan jasa konstruksi sebesar 21 persen. Selain itu, sampai dengan semester I 2023, WSBP juga mampu membukukan perolehan nilai kontrak baru (NKB) sebesar Rp 1 Triliun.
"Hingga Juli 2023, WSBP membukukan NKB sebesar Rp 1 triliun, pendapatan usaha Rp 642 miliar dan laba kotor sebesar Rp 96 Miliar," ujar FX Poerbayu saat dihubungi Republika di Jakarta, Kamis (7/9/2023).
Sementara untuk target, sambung Poerbayu, WSBP tahun ini menargetkan pendapatan usaha sebesar Rp 2,1 triliun hingga Rp 2,3 triliun dan laba kotor sebesar Rp 300 miliar.
"WSBP fokus pada perbaikan kinerja operasional dan penguatan fundamental keuangan," ucap Poerbayu.
Poerbayu menambahkan, saat ini WSBP menyuplai produk precast dan readymix di sejumlah proyek, yaitu Proyek Tol Kuala Tanjung - Inderapura Seksi 2, Proyek Tol Serbelawan - Siantar Seksi 4, Proyek Tol Tebing Tinggi - Serbelawan Seksi 3, Proyek Tol Pasuruan - Probolinggo Seksi 4, Proyek Tol Kayu Agung - Palembang - Betung, Proyek Flyover Sekip Ujung, Proyek Tol Ciawi - Sukabumi Seksi 2, Proyek Tol Jakarta - Cikampek II Selatan Paket 3, Proyek Pengaman Pantai di Teluk Jakarta Tahap 6 Paket 3, Proyek Rekonstruksi Jembatan Palu, Proyek Pembangunan Gedung Kuliah Terpadu Kampus II UIN Bandung, Proyek RSUD Tigakarsa Tangerang dan beberapa proyek besar lainnya.
"Di IKN, WSBP menyuplai precast dan readymix untuk proyek Pembangunan Gedung Sekretariat Presiden dan Bangunan Pendukung Kawasan Istana Kepresidenan RI, proyek Pembangunan Jalan Kerja/Logistik IKN (KIPP), pembangunan Jalan Lingkar Sepaku Segmen 4 serta proyek Tol Simpang Tempadung - Pulau Balang Seksi 5A," sambung Poerbayu.
Poerbayu mengatakan WSBP telah melakukan restrukturisasi keuangan berdasarkan dengan penyelesaian kewajiban melalui Perjanjian Perdamaian yang telah disahkan oleh Mahkamah Agung. Tentunya, masih kata Poerbayu, para vendor juga turut mendukung keberhasilan restrukturisasi keuangan WSBP.
"Di tengah kondisi ini kami mendapatkan dukungan yang sangat baik dari partner WSBP yaitu supplier, vendor, maupun subkontraktor. Bahkan WSBP juga tetap mendapat dukungan pasokan bahan baku untuk produksi dengan sangat baik," ucap Poerbayu.
Berkat dukungan dari seluruh pihak, WSBP pun secara bertahap sudah mulai memenuhi kewajibannya sesuai dengan kesepakatan perjanjian perdamaian, yang mana pembayaran melalui Kas pembayaran utang atau CFADS (Cash Flow Available For Debt Service) kepada para kreditur telah dimulai sejak 27 Maret 2023 lalu, pembayaran berikutnya dijadwalkan pada 25 September 2023 dan akan dilakukan setiap enam bulan sesuai ketentuan perjanjian perdamaian.
Selain itu, lanjut Poerbayu, konversi utang vendor menjadi saham dan konversi utang obligasi menjadi Obligasi Wajib Konversi (OWK) ditargetkan selesai pada kuartal III 2023.
Poerbayu menegaskan, manajemen WSBP berkomitmen untuk melaksanakan penyelesaian kewajiban kepada kreditur sesuai dengan Perjanjian Perdamaian dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
"Manajemen WSBP mengucapkan terima kasih dan apresiasi positif dari seluruh pemegang saham dan stakeholder kepada WSBP selama ini. Ini menjadi dukungan untuk WSBP pulih dengan baik dan kembali berkinerja unggul," sambung Poerbayu.
Poerbayu mengatakan saat ini WSBP sedang menjajaki skema kerjasama operasi dengan supplier partner agar bisa memperoleh sharing pendapatan dan financing dari sisi produksi.
"Ke depan, WSBP dan rekanan akan terus mendorong skema kerja sama yang baik dengan seluruh vendor dengan proyek-proyek yang memiliki pendanaan keuangan yang sehat," kata Poerbayu.