EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Dewan Penasihat Bisnis ASEAN (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid mengatakan perjanjian perdagangan bebas atau Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang melibatkan 10 negara ASEAN dengan lima negara mitranya mempunyai potensi besar untuk meningkatkan aliran perdagangan di wilayah kawasan.
“Saat ini, kontribusi RCEP hanya sekitar 2 persen dari total aktivitas perdagangan negara-negara anggotanya. KTT ini menjadi momentum penting untuk mengingatkan negara-negara terkait untuk bersatu dalam menghadapi beragam tantangan global,” kata Ketua Dewan Penasihat Bisnis ASEAN Arsjad dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (7/9/2023).
Arsjad mengatakan pada Dialog Meja Bundar RCEP yang mana Indonesia didapuk sebagai tuan rumah, ASEAN mendorong efisiensi pada kegiatan ekonomi untuk mendukung kerja sama multilateral.
RCEP adalah perpanjangan eksklusif KTT Investasi Bisnis ASEAN. Sebanyak 40 perusahaan dari 15 negara, baik ASEAN dan negara-negara mitra dialog, turut serta dalam diskusi yang akan menggali berbagai potensi ASEAN melalui RCEP.
Disebutkan, RCEP sebagai kemitraan ekonomi modern, komprehensif, berkualitas tinggi, dan saling menguntungkan, dibangun di atas perjanjian bilateral ASEAN bersama lima mitra Free Trade Agreement (FTA). Namun, diperlukan tindakan nyata untuk mencapai pembangunan global.
“Diperlukan tindakan utama untuk mencapai pembangunan global. Melalui visi kesejahteraan yang sama, kami berharap ASEAN dan RCEP dapat mencapai tujuan kita bersama untuk memajukan ASEAN,” ucap Arsjad.
Sementara itu, Mitra Manajemen Kantor McKinsey & Company untuk Asia Tenggara Kaushik Das menyatakan saatnya ASEAN untuk bersinar sebab RCEP menjadi sinyal kuat dukungan wilayah tersebut bagi sistem perdagangan multilateral.
“RCEP akan menempatkan ASEAN di garis depan pemulihan ekonomi global. Ini akan mendorong pelaku bisnis di wilayah ini untuk mengambil tindakan besar yang dapat menciptakan ekosistem berkelanjutan dan inklusif," kata Kaushik Das.
Adapun RCEP adalah perjanjian perdagangan bebas yang melibatkan 10 negara anggota ASEAN, yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam serta dan 5 negara mitra yakni China, Jepang, Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru.