Selasa 12 Sep 2023 16:37 WIB

Presiden: Pabrik Petrokimia di Cilegon Jadi Substitusi Impor

Jokowi senang 70 persen produksi pabrik petrokimia Lotte itu untuk pasar lokal.

Red: Fuji Pratiwi
Foto dari Kedubes Korsel di Jakarta menunjukkan Presiden Joko Widodo meninjau pembangunan pabrik Lotte Chemical Corp di Cilegon, Banten, Selasa (12/9/2023).
Foto: EPA-EFE/SOUTH KOREAN EMBASSY
Foto dari Kedubes Korsel di Jakarta menunjukkan Presiden Joko Widodo meninjau pembangunan pabrik Lotte Chemical Corp di Cilegon, Banten, Selasa (12/9/2023).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengatakan pembangunan proyek pabrik petrokimia di Cilegon, Banten, akan menjadi substitusi impor petrokimia.

"Yang saya senang ini akan menjadi substitusi impor, 70 persen untuk lokal, 30 (persen) untuk ekspor," kata Presiden Jokowi saat meninjau pembangunan Proyek Pabrik Petrokimia Lotte Chemical di Cilegon, Selasa (12/9/2023).

Baca Juga

Presiden mengatakan proyek pabrik sudah dimulai 2020 dan akan selesai pada 2025. Menurutnya, perkembangan pembangunan pabrik sudah sangat bagus dan sudah selesai 73 persen.

Dia mengatakan proyek itu menyangkut investasi yang sangat besar, yakni senilai 3,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp 60 triliun, serta menyerap tenaga kerja hingga 13.000 orang. "Pabrik ini akan menghasilkan etilen, polipropilen, bensin, dan lain lain. Akan ada 17 produk yang dihasilkan," kata Presiden.

Presiden menyampaikan hasil produksi petrokimia di pabrik tersebut menjadi substitusi dari barang-barang impor petrokimia yang selama ini dilakukan.

Menurut laporan yang diterima Jokowi, pembangunan pabrik akan selesai Maret 2025 dan sudah akan pengujian. Limbah hasil pabrik petrokimia itu, kata Jokowi, sebagian akan dipakai untuk pembangkit listrik.

"Ada (limbah) yang dipakai untuk pembangkit listrik. Kira-kira muncul di angka 50 megawatt karena total yang digunakan listrik disini kira kira 100 megawatt separo dari listrik itu dihasilkan dari industri Lotte," katanya.

 

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement