EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menyetujui aksi korporasi berupa pelaksanaan pemecahan saham beredar atau stock split dengan rasio 1:2. Adanya keputusan tersebut, nilai nominal per saham seri A dwiwarna dan seri B berubah dari sebesar Rp 7.500 menjadi Rp 3.750 dengan ketentuan satu saham seri A dwiwarna tetap dipertahankan sebagai saham seri A dwiwarna milik Negara Republik Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp 3.750.
Selain itu, satu saham seri A dwiwarna menjadi satu saham seri B milik Negara Republik Indonesia dengan nominal sebesar Rp 3.750 per saham. Sedangkan nilai nominal per saham seri C dari Rp 375 menjadi Rp 187,5. Sehubungan dengan pemecahan saham perseroan, maka RUPSLB juga menyetujui perubahan Pasal 4 ayat (1) dan (2) Anggaran Dasar terkait dengan nilai nominal per saham. Selanjutnya, RUPSLB menyetujui untuk memberikan wewenang dan kuasa kepada direksi perseroan, dengan hak substitusi, untuk melakukan segala dan setiap tindakan yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan pemecahan saham perseroan.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan aksi korporasi tersebut dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan minat investor ritel dapat berinvestasi kepada perseroan. Hal ini sekaligus memberikan dorongan positif pada perkembangan pasar modal di Tanah Air.
"Dengan rasio tersebut, basis investor dapat lebih diperluas seiring dengan harga saham perseroan yang lebih terjangkau terutama bagi investor perorangan atau ritel. Langkah ini diharapkan berdampak positif pada aktivitas perdagangan di bursa efek, sehingga mendorong likuiditas saham perseroan," ujarnya saat konferensi pers RUPSLB Tahun 2023, Selasa (19/9/2023).
Adapun dalam tiga tahun terakhir, saham perseroan telah mendapat respon positif dari para investor. Harga saham perseroan pada penutupan perdagangan pada 31 Agustus 2023 sebesar Rp 9.175 per lembar, meningkat sebesar 79,9 persen dari posisi yang sama tiga tahun sebelumnya. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya atau secara tahunan, harga saham perseroan meningkat sebesar 7,6 persen.
Peningkatan ini lebih baik dari indeks harga saham gabungan yang mengalami penurunan sebesar 3,1 persen dan indeks LQ45 yang juga melemah 5,9 persen per 31 Agustus 2023. Dari segi volume perdagangan di Bursa Efek Indonesia, selama periode Januari hingga Agustus 2023 atau secara year-to-date, saham perseroan memiliki rata-rata volume transaksi harian sebesar Rp 256 miliar.
Menurutnya aksi korporasi ini, jumlah lembar saham perseroan yang beredar akan meningkat secara proporsional. Sedangkan nilai nominal dan nilai pasar dari setiap lembar saham akan menyesuaikan secara proporsional.
"Aksi korporasi tersebut tidak memengaruhi kecukupan modal dan kinerja keuangan perseroan. Stock split juga tidak akan menyebabkan dilusi atau penurunan jumlah kepemilikan saham oleh pemegang saham perseroan," ucapnya.