EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebutkan bahwa produk-produk asal Indonesia berhasil mencatatkan transaksi sebesar Rp 106,45 miliar dalam pameran The 20th China-ASEAN EXPO (CAEXPO) di China pada 16-19 September 2023. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi mengatakan transaksi tersebut terdiri atas penjualan langsung sebesar Rp 1,69 miliar dan kontrak dagang mencapai Rp 104,77 miliar.
"Nilai transaksi ini membuktikan produk Indonesia mampu bersaing di tengah gempuran negara lain di pasar global. Selain itu, nilai transaksi berpotensi meningkat karena masih ada buyer yang akan menindaklanjuti beberapa transaksi pembelian di luar pameran," ujar Didi melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (26/9/2023).
Pada pameran ini, Indonesia menghadirkan dua paviliun, terdiri atas Paviliun Komoditas dan Paviliun Nasional. Selama pameran, makanan olahan menjadi produk primadona Indonesia dan menempati posisi pertama perolehan transaksi dengan nilai mencapai Rp 96,10 miliar atau 90,28 persen dari total transaksi.
Produk Indonesia lainnya yang berhasil menarik perhatian pembeli di antaranya barang konsumsi sebesar Rp 8,95 juta (8,41 persen), fesyen dan aksesori sebesar Rp 706,74 juta (0,66 persen), furnitur sebesar Rp 358,52 juta (0,34 persen), dan dekorasi rumah sebesar Rp 333,30 juta (0,31 persen).
Didi mengungkapkan partisipasi pada CAEXPO 2023 selaras dengan strategi peningkatan ekspor Indonesia. Untuk memenangkan ekspor nonmigas di pasar Tiongkok ini, salah satunya dengan peningkatan diferensiasi produk yang ditawarkan.
Saat ini komoditas ekspor utama Indonesia ke China mayoritas berasal dari produk pertambangan dan kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO).
Untuk itu, Paviliun Komoditas Indonesia hadir dengan memamerkan berbagai produk potensial di empat zona yaitu makanan dan minuman, aksesori fesyen dan perhiasan, furnitur dan dekorasi rumah, serta barang konsumsi, spa, herbal dan kecantikan.
Didi mengatakan Indonesia juga membawa beberapa produk yang memiliki potensi besar untuk mendongkrak transaksi di China. Beberapa produk tersebut yaitu sarang burung walet, furnitur, produk perhiasan, kerajinan, fesyen dan makanan olahan.
Di sela pameran, Kemendag bekerja sama dengan Kedutaan Besar RI di Beijing mengelar penjajakan kerja sama bisnis (business matching) pada Senin (18/9). Pada kegiatan ini, Kemendag memfasilitasi pertemuan 11 peserta pameran dengan 36 pembeli China.