EKBIS.CO, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak variatif di awal perdagangan Selasa (3/10/2023). IHSG menguat ke level 6.970,25 setelah sempat dibuka melemah di zona merah.
Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas Fanny Suherman mengatakan, IHSG rentan terkoreksi jika gagal menembus level psikologis 7.000. "Jika gagal tembus 7,000, potensi kembali koreksi masih terbuka," kata Fanny.
Pelemahan IHSG sejalan dengan pergerakan bursa regional Asia yang terkoreksi tajam pagi ini. Hang Seng anjlok nyaris tiga persen, lalu disusul Nikkei yang jatuh lebih dari satu persen.
Pada akhir pekan lalu Cina menyampaikan PMI sebesar 50,2 pada September 2023. Indonesia mengumumkan S&P Global Manufacturing PMI sebesar 52,3 pada September 2023 serta inflasi 2,28 ersen yoy pada bulan yang sama, di atas ekspektasi.
Kemarin bursa China libur terkait Golden Week holiday. Bursa Hong Kong dan Korea Selatan juga libur. Hari ini Bank Sentral Australia (RBA) akan menetapkan suku bunga yang diperkirakan tetap di level 4,1 persen.
Di AS, Wall Street bergerak variatif semalam. Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah sebesar 0,22 persen. Di sisi lain S&P 500 menguat tipis sebesar 0,01 persen, begitu juga dengan Nasdaq yang naik 0,67 persen.
Dow Jones melemah meskipun legislator AS berhasil mencapai kesepakatan jangka pendek yang menghindari government shutdown. Sementara itu, imbal hasil obligasi negara AS tenir 10 tahun mencapai 4,7 persen, tertinggi sejak Oktober 2007.