Selasa 17 Oct 2023 07:21 WIB

Erick Thohir: Pemerintah Kaji Ulang Kebijakan Investasi

Pengkajian ulang kebijakan investasi diharapkan mengurangi potensi masalah.

Red: Friska Yolandha
Sebuah masjid berada di dekat lahan yang rencananya akan dijadikan tempat relokasi warga di Tanjung Banon, Sembulang, Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (27/9/2023).
Foto: ANTARA FOTO/Teguh Prihatna
Sebuah masjid berada di dekat lahan yang rencananya akan dijadikan tempat relokasi warga di Tanjung Banon, Sembulang, Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (27/9/2023).

EKBIS.CO, BEIJING -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Ad-interim yang juga Menteri BUMN, Erick Thohir, menyebut pemerintah sedang mengkaji ulang kebijakan investasi di Indonesia. Hal itu dilakukan agar investasi di Indonesia tidak mengalami kendala, baik dari internal maupun eksternal.

"Kebetulan saya jadi Menko mewakili Pak Luhut, saya akan mereview kebijakan investasi yang melibatkan juga pengusaha daerah supaya kita bisa rangkul sama-sama," kata Erick Thohir di sela-sela Indonesia-China Business Forum di Beijing, China, pada Senin (16/10/2023).

Baca Juga

Presiden Jokowi hadir sebagai pembicara kunci dalam acara tersebut. 

Salah satu masalah investasi di Indonesia yang belakangan muncul adalah konflik antara warga dan Badan Pengusahaan (BP) Batam yang menetapkan 28 September 2023 sebagai tenggat pengosongan Pulau Rempang, yang sebagian akan dijadikan kawasan Rempang Eco City di bawah proyek strategis nasional. Salah perusahaan yang mengucurkan investasi di Rempang Eco City adalah Xinyi Group, pabrik kaca dan solar panel di China.

"Kalau kita lihat hubungan Indonesia dengan China sudah berlangsung lama bukan sekarang di zamannya Pak Jokowi, kita lihat yang namanya admiral Cheng-Ho itu sudah datang ke indonesia jauh, itulah kenapa pertukaran budaya terjadi," tambah Erick.

Ia pun meminta agar hubungan China dan Indonesia tidak dipolitisasi.

"Nah saya berharap tentu hubungan ini jangan dipolitisasi. Tapi apakah kita perlu introspeksi? Perlu karena kita sampaikan bahwa yang namanya peningkatan dari pada pertumbuhan ekonomi ini jangan sampai juga meninggikan disparitas kaya dan miskin," ujar Erick. 

"Itulah mengapa investasi ini kita bisa dorong sebagai ekosistem apakah lapangan pekerjaan, atau juga industri turunannya," katanya, menambahkan. 

Erick, sementara itu, melihat Indonesia China Business Forum punya dampak sangat positif. "Pertumbuhan investasi dari China ke Indonesia itu kalau kita lihat 2013 itu baru kuranglebih 2,8 juta dolar AS. Sekarang sudah di angka 8,65 juta dolar AS. Artinya, ini signifikan dan kita lihat juga memang teknologi di China ini maju sekali," katanya.

Apalagi, ujarnya, karena Indonesia saat ini sedang mendorong hilirisasi sumber daya alam sekaligus ekonomi hijau. "Itulah mengapa kalau saya lihat tadi kerja sama ini luar biasa, tadi disebutkan angkanya 13,7 miliar dolar AS, itu yang sudah berupa agreement, tapi potensinya itu masih ada lagi 29 miliar dolar AS," kata Erick. 

Ia melihat potensi hubungan swasta-swasta, BUMN-swasta, dan antar-BUMN bisa terus ditingkatkan. "Karena memang kita ingin menjadi negara industri yang juga menjadi bagian supply chain dunia," ujarnya.

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sepanjang semester pertama 2023 mencapai Rp 678,7 triliun. Singapura, China, Hong Kong, Jepang, dan Amerika Serikat tercatat sebagai lima negara teratas yang paling banyak menanamkan modal di Indonesia sepanjang Semester I 2023.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement