EKBIS.CO, NGANJUK — Program bantuan Pupuk Hayati Cair (PHC) oleh Kementerian Pertanian RI disebut membutuhkan waktu hingga tiga bulan untuk mengetahui efeknya bagi tanaman. Sehingga tidak benar jika dikatakan pupuk bermerek Buah Ndaru yang diproduksi PT Alam Makmur Anuri asal Nganjuk, Jawa Timur, itu disebut tidak memberikan perubahan pada tanaman.
Direktur PT Alam Makmur Anuri, Arif Athoillah, mengungkapkan pada dasarnya PHC adalah pupuk yang digunakan untuk menyuburkan tanah. Sehingga nantinya akan tergantung jenis tanaman seperti apa yang ingin diaplikasikan. Jika tanaman yang hendak ditanam tidak sesuai maka pengaruhnya pun tidak langsung serta-merta.
"Kami sudah melakukan distribusi dan sosialisasi ke sejumlah provinsi dan kabupaten/kota terkait cara pengaplikasiannya. Di situ sudah kami cantumkan customer service jika petani memiliki kendala ataupun ada pertanyaan terkait cara mengaplikasikannya,” kata Arif kepada Republika, Ahad (22/10/2023).
Sejauh ini, tutur Arif, tidak ditemukan kendala dari wilayah-wilayah lain. Akan tetapi di Kabupaten Serang, Provinsi Banten justru terdapat pemberitaan yang menyatakan pupuk ini tidak sesuai spesifikasi dan tak memberikan perubahan bagi tanaman. Menurut Arif, sejauh ini juga tidak jelas pemberitaan itu berasal dari mana mengingat sejauh ini sama sekali tidak ada komplain masuk ke customer service terkait pupuk tersebut.
"Sama sekali tidak ada komplain masuk, dari daerah-daerah lain juga tidak ada masalah. Oleh karena itu pemberitaan tersebut menurut kami sudah masuk pencemaran nama baik," tutur Arif.
Arif mengatakan sejauh ini sudah terdapat sejumlah wilayah yang mendapatkan bantuan PHC. Salah satunya adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang mendapatkan bantuan sebanyak 54.068 liter dari Kementerian Pertanian. "Bantuan pengganti pupuk subsidi ini secara bertahap telah didistribusikan ke daerah ini," kata Kepala Dinas Pertanian Bangka Selatan Risvandika beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, PHC didistribusikan kepada petani yang tergabung dalam kelompok tani untuk memenuhi kebutuhan pupuk padi sawah dan tanaman hortikultura. "Sistem pembagian PHC ini diserahkan kepada 27 gabungan kelompok tani dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pupuk persawahan dan tanaman pangan lainnya," ujarnya.
Seperti diketahui, PHC tidak hanya untuk tanaman padi sawah tetapi juga bisa digunakan untuk tanaman pangan lainnya seperti jagung dan kacang tanah. Untuk satu hektare lahan pertanian, cukup dengan menggunakan lima liter PHC maka hal itu diprediksi bisa meningkatkan produksi pertanian.
Ia berharap pendistribusian PHC dapat berjalan sesuai dengan skema dan mekanisme yang ada, sehingga bantuan pupuk cair ini tepat sasaran. "Untuk saat ini ada 27 gabungan kelompok tani yang menjadi sasaran bantuan PHC, tentu kami berharap dapat meningkat produksi tanaman pertanian," ujarnya.
Ia berharap bantuan pupuk cair kepada kelompok tani dapat mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia. "Pupuk hayati cair ini kami lihat memiliki nilai manfaat, sangat membantu petani dalam mengolah dan meningkatkan produksi pertanian," ujarnya.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui Dinas Pertanian (Diperta) memberikan sosialisasi pemanfaatan Pupuk Hayati Cair (PHC) tahun 2023, Selasa (15/8/2023). Sosialisasi ini dilakukan sehubungan dengan disalurkannya bantuan PHC kepada petani yang berasal dari Kementerian Pertanian untuk meringankan beban petani dan mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia.
Kepala Diperta Kabupaten Probolinggo Mahbub Zunaidi melalui Kepala Bidang Sarana Penyuluhan dan Pengendalian Pertanian Faiq El Himmah mengatakan pupuk hayati cair adalah produk yang mengandung mikroorganisme seperti bakteri, jamur atau mikroba lainnya serta nutrisi yang diperlukan oleh tanaman. Pupuk hayati cair bertujuan untuk meningkatkan kesehatan tanah, meningkatkan pertumbuhan tanaman dan meningkatkan hasil panen.
“Mikroorganisme dalam pupuk hayati cair membantu meningkatkan ketersediaan nutrisi dalam tanah, mendekomposisi bahan organik dan meningkatkan pertukaran mineral antara tanaman dan lingkungan. Pupuk hayati cair umumnya diterapkan dengan cara dicampur dengan air dan disiramkan pada tanaman atau disemprotkan pada daun,” katanya.
Dilansir situs resmi Pemkab Probolinggo, Faiq menjelaskan pupuk hayati cair memiliki keunggulan dapat mengembalikan kesuburan tanah dengan memperbaiki kondisi biologi, fisik dan kimia tanah serta dapat meningkatkan daya tahan tanaman dari serangan hama dan penyakit.
"Sesuai data luas tanam tanaman pangan tahun 2022 bahwa rata-rata produktivitas pada 5,49 ton per hektare dengan luas tanam 45.257 hektare dan jagung 5,24 ton per hektare dengan luas tanam 41.829 hektare. Maka dari itu pemerintah memberikan stimulus sebagai upaya peningkatan produktivitas dengan penyaluran bantuan PHC,” jelasnya.
Menurut Faiq, mulanya bantuan PHC oleh Diperta diusulkan di awal tahun 2023 ke Direktorat Jenderal Sarana dan Prasarana Pertanian khusus untuk komoditas tanaman pangan (padi, jagung) yang jadwal tanam Januari-Juni 2023.
“Adapun Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) ini tersebar di 12 kecamatan meliputi Kecamatan Tegalsiwalan, Leces, Dringu, Banyuanyar, Tiris, Gading, Besuk, Krejengan, Sumberasih, Gending, Kraksaan dan Tongas. Total luas tanam mencapai 2.060 ha dengan volume 8.240 liter dan 121 kelompok tani,” terangnya.
Faiq menerangkan manfaat potensial dari penggunaan pupuk hayati cair ini diantaranya meningkatkan kesehatan tanah, peningkatan pertumbuhan tanaman, peningkatan kualitas tanaman, pengendalian hama dan penyakit, pengurangan pemakaian pupuk kimia dan ramah lingkungan.
"Namun efektivitas pupuk hayati cair dapat bervariasi tergantung pada jenis mikroorganisme yang digunakan, formula produk, kondisi lingkungan dan jenis tanaman yang ditanam. Penting untuk mengikuti petunjuk penggunaan yang diberikan oleh produsen dan melakukan penelitian lebih lanjut sebelum memutuskan untuk menggunakan pupuk hayati cair dalam praktik pertanian atau kebun," katanya.