EKBIS.CO, JAKARTA -- Memasuki empat tahun kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir pada bulan Oktober 2023, PT Pupuk Indonesia (Persero) telah menghasilkan kinerja operasional yang meningkat sangat pesat bahkan di tengah pandemi Covid-19. Hal tersebut merupakan hasil dari program transformasi BUMN untuk mewujudkan Indonesia Maju.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, menyebutkan bahwa peningkatan kinerja ini utamanya disebabkan oleh program penguatan fungsi holding melalui penerapan activist holding role. Ini merupakan salah satu fondasi dari inisiatif strategis master plan Perusahaan yang ditetapkan oleh Kementerian BUMN.
“Melalui penguatan fungsi holding, Pupuk Indonesia bisa mendorong value creation dengan menyelaraskan berbagai fungsi strategis seperti pemasaran, human capital, distribusi, riset, teknologi informasi, pengadaan, dan sebagainya. Dengan demikian, seluruh fungsi strategis anggota holding selaras dengan strategic direction dari Pupuk Indonesia,” jelas Rahmad di Jakarta, Senin (23/10/2023).
Sejak transformasi bisnis dijalankan pada tahun 2020 hingga 2023, Pupuk Indonesia telah berhasil menciptakan peningkatan EBITDA uplift sebesar Rp 3,38 triliun. Begitu juga dengan capaian laba konsolidasi yang meningkat signifikan dari Rp 2,32 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp 18,51 triliun pada tahun 2022.
“Peningkatan kinerja ini disebabkan oleh banyak hal, salah satu kontribusinya adalah penjualan pupuk non-subsidi. Ini merupakan bagian dari upaya kami untuk meningkatkan ketersediaan pupuk non-subsidi, baik melalui program Makmur, Retail Management, hingga pengembangan kios komersial,” jelas Rahmad.
Melalui Makmur, Pupuk Indonesia membentuk ekosistem pertanian untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Disini, Pupuk Indonesia mempermudah akses petani terhadap pupuk non-subsidi dengan harga terjangkau dan memberikan pengawalan budidaya. Sejak diluncurkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir pada tahun 2021, target lahan program Makmur terus diperluas dari sebelumnya 50 ribu hektar pada tahun 2021 menjadi 275 ribu hektar pada tahun 2023.
Selain itu, Pupuk Indonesia juga terus menjaga ketersediaan stok pupuk untuk melayani kebutuhan petani. Stok ini terdiri dari pupuk bersubsidi dan non-subsidi. “Bulan Oktober 2023 ini stok di seluruh kios jaringan Pupuk Indonesia sudah tersedia dan Insha Allah akan kami dorong agar di 26.000 kios pupuk subsidi juga menyediakan pupuk nonsubsidi, dan kita akan all out, sekarang sudah 60 persen kios juga menyediakan pupuk non subsidi,” ungkap Rahmad.
Selama kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir, Pupuk Indonesia juga terus memperkuat digitalisasi dalam meningkatkan kemampuan distribusinya. Upaya ini dilakukan dengan menerapkan digitalisasi di berbagai lini distribusi, mulai dari gudang produsen, pelabuhan, distribution center, gudang provinsi, gudang kabupaten, hingga distributor dan kios.
Pupuk Indonesia bersama Kementerian Pertanian juga berkontribusi dalam perbaikan tata kelola penebusan pupuk bersubsidi di tingkat kios melalui uji coba aplikasi digital i-Pubers. Digitalisasi ini akan memperkuat perencanaan sekaligus pengawasan distribusi, sehingga menjadi lebih transparan dan akuntabel.
“Tidak hanya itu, kami juga terus meningkatkan pelayanan kepada petani melalui pemanfaatan berbagai teknologi, seperti precision farming melalui drone dan citra satelit, hingga rekomendasi pemupukan melalui fasilitas riset Mobil Uji Tanah,” jelasnya.
Pada saat pandemi Covid-19, Pupuk Indonesia tetap menjaga pasokan pupuk untuk mendukung produktivitas pertanian. Sehingga turut berkontribusi menjadikan sektor pertanian tetap tumbuh positif di tengah perlambatan ekonomi. Selama pandemi Covid-19, Pupuk Indonesia juga memberikan bantuan kepada masyarakat, mulai dari aktivasi pabrik oksigen untuk medis, pemberian bantuan alat pelindung diri (APD), vaksin, obat-obatan, dan berbagai kegiatan tanggung jawab sosial lainnya.
Selain mendukung petani dan sektor pertanian, Pupuk Indonesia juga berupaya meningkatkan hilirisasi industri petrokimia untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini dilakukan dengan pengembangan sejumlah proyek yang masuk dalam kategori Proyek Strategis Nasional (PSN), seperti pembangunan pabrik katalis merah putih di Cikampek dan kawasan industri pupuk di Fakfak, Papua Barat.
Pupuk Indonesia juga masih memiliki sejumlah rencana pengembangan untuk meningkatkan kapasitas produksi pupuk. Mulai dari Proyek Pusri-IIIB di Palembang, pengembangan pabrik pupuk NPK di berbagai daerah, hingga mengakuisisi pabrik pupuk luar negeri yang berdekatan dengan sumber bahan baku pupuk.
Bahkan Pupuk Indonesia kedepan juga akan menjalankan proyek pengembangan untuk mendukung upaya pemerintah dalam mencapai target pengurangan emisi karbon. Hal ini dilakukan melalui kerjasama dengan sejumlah strategic partners untuk pengembangan blue ammonia, green ammonia, soda ash, dan pengembangan infrastruktur pendukungnya.