EKBIS.CO, PEKANBARU — PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) sebagai pengelola Wilayah Kerja atau Blok Migas Rokan optimistis dapat mencapai target produksi minyak 164 ribu barel per hari di tahun ini. Upaya peningkatan produksi minyak dari pengeboran sumur-sumur di Blok Rokan dioptimalisasi melalui sistem digital yang dapat dikontrol dari jauh selama 24 jam.
Deputi Project Management Office WK Rokan, Totot Eko Harianto, menyampaikan, saat pertama kali alih kelola Blok Rokan dari Chevron Pacific Indonesia ke Pertamina, tingkat produksi minyak berada pada posisi 159 ribu barel per hari.
PHR lantas melakukan transformasi digital dalam pengelolaan seluruh unit operasional di Blok Rokan untuk mengoptimalisasi operasional. Dimulai dari pengeboran sumur-sumur baru, pemantauan pompa angguk di sumur aktif, hingga pengiriman minyak dari central gathering stastion (CGS) di setiap lapangan migas Blok Rokan menuju kapal tangki untuk dikirim ke fasilitas Kilang Dumai.
“Tahun ini insya Allah (produksi) 164 ribu barel per hari. Kita menargetkan itu,” kata Totot di Pekanbaru, Riau, Rabu (25/10/2023).
Perlu diketahui, WK Rokan merupakan blok migas tertua di Indonesia dan akan menginjak usia ke-100 tahun pada 2024. Adapun produksi dari Blok Rokan saat ini menjadi yang terbesar kedua setelah Blok Cepu namun menjadi lapangan migas terluas di Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Totot menunjukkan ruang Digital and Innovation Center (DICE) PT Pertamina Hulu Rokan. Ia menuturkan, DICE menjadi “War Room” bagi PHR untuk mengoptimalisasi dan mengontrol produksi dari ratusan sumur-sumur aktif di lapangan migas WK Rokan.
Selain itu, aktivitas rig di sumur-sumur baru juga dapat dikontrol secara realtime sehingga PHR dapat mengetahui perkembangan pengeboran agar sehingga seluruh kemungkinan gangguan dapat diminimalisasi serta memastikan keselamatan kerja.
“Keandalan dari monitoring DICE bisa mengingatkan kita untuk melakukan antisipasi. Juga supaya kita bisa melihat performa kecepatan rig pengeboran bekerja,” katanya.
Pada tahun ini, WK Rokan menargetkan dapat mengebor 500 ribu lebih sumur-sumur baru yang tersebar di lapangan-lapangan migas. PHR sejauh ini mengerahkan 28 rig untuk pengeboran sumur-sumur demi upaya peningkatan produksi.
Manager Information Management and Data analytics, PHR, Ananta Bodhitama, menyampaikan, teknologi yang digunakan dalam memantau operasional Blok Rokan yakni mulai dari virtual reality (VR), artificial intelligence (AI), digitalisasi operasi produksi dan lifting, serta AI untuk meminimalisasi kemungkinan penurunan produksi dari sumur.
“Teknologi ini buatan anak bangsa, dari universitas, dari politeknik. Potensi dari anak-anak muda sekarang luar biasa,” ujarnya.
Sekretaris Perusahaan PHR, Rudi Arrifianto mengatakan untuk mencapai target produksi migas 1 juta BOPD di tahun 2030, digitalisasi pengeboran sumur-sumur harus dilakukan.
“Tak bisa dipungkiri, industri migas saat ini menghadapi banyak tantangan, tetapi, dengan bantuan teknologi baik dari sisi teknis maupun IT, kami berupaya untuk memberikan hasil yang terbaik demi memenuhi target produksi migas dan memenuhi kebutuhan energi nasional,” kata Rudi.